WahanaNews.co | Seorang ilmuwan menemukan varian HIV uang lebih ganas dan menular di Belanda.
Menurut penelitian, tampaknya varian ini telah beredar selama beberapa dekade. Di sisi lain, temuan ini menjadi kode merah bagi pandemi Covid-19.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta: Perilaku Heteroseksual Masih Risiko Utama Penyebaran HIV/AIDS
"Meski tidak ada mutasi baru dari varian HIV yang membuatnya resisten terhadap terapi yang digunakan secara luas, temuan ini adalah peringatan tentang bagaimana pandemi Covid dapat berlanjut dalam beberapa bulan mendatang: virus tidak selalu berevolusi menjadi lebih ringan," tulis Marla Broadfoot ilmuwan bergelar Ph.D. dalam genetika dan biologi molekuler, dikutip dari Scientific American.
Tanpa pengobatan, orang yang terinfeksi dengan varian HIV yang baru diidentifikasi memiliki tingkat virus lebih dari tiga sampai lima kali lebih tinggi dalam darah mereka, membuat mereka lebih menular.
Selain itu, sistem kekebalan mereka memburuk dua kali lebih cepat, membuat mereka berpotensi mengembangkan AIDS bertahun-tahun lebih awal daripada orang dengan versi HIV lainnya.
Baca Juga:
Dinkes Kaltara Tekan HIV dengan Sosialisasi dan Perluasan Layanan untuk ODHA
Temuan ini, yang diterbitkan bulan ini di jurnal ilmiah Science, menunjukkan varian baru yang ditemukan membawa lebih dari 500 mutasi yang tersebar di seluruh genomnya, meskipun tidak jelas bagaimana mereka memungkinkan virus menyebabkan penyakit yang lebih parah.
William A. Haseltine, seorang peneliti penyakit menular yang mendirikan departemen penelitian kanker dan HIV/AIDS di University of Harvard dan sekarang memimpin lembaga ACCESS Health International, telah banyak menulis tentang potensi SARS-CoV-2 dalam bentuk yang lebih berbahaya.
Kepada Scientific American, Haseltine berbicara tentang mengapa varian HIV yang lebih ganas, virus yang telah dikenal selama hampir setengah abad, baru saja menjadi fokus sekarang. Sedangkan virus Corona baru telah melahirkan beberapa varian yang mengkhawatirkan dalam hitungan bulan.