Varian Baru HIV Lebih Ganas, SARS-CoV-2 Juga?
Menurut Haseltine, kita tahu bahwa semua virus beradaptasi. Cara mereka beradaptasi sangat mirip dengan bagaimana kita menggunakan kecerdasan buatan untuk memecahkan masalah yang kompleks. Mesin akan memberikan banyak kombinasi acak, dan yang paling berhasil adalah yang bertahan.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta: Perilaku Heteroseksual Masih Risiko Utama Penyebaran HIV/AIDS
Dengan HIV, evolusinya merupakan proses yang panjang dan berlarut-larut karena virus ini sulit menular. Dibutuhkan rata-rata 100 kontak seksual bagi seorang pria untuk menularkannya kepada seorang wanita dan 200 kontak bagi seorang wanita untuk menularkannya kepada seorang pria.
"Prosesnya berkembang lebih lambat, bukan karena virusnya tidak berubah, tetapi karena siklus replikasinya bisa sangat lama. Untuk Omicron, siklus tersebut dapat memakan waktu paling lama berjam-jam atau berhari-hari. Virus dapat ditularkan oleh seseorang hanya dengan menghirup udara yang dihirup orang lain setengah jam yang lalu," sebutnya.
Dalam sekitar satu tahun terakhir, SARS-CoV-2 telah menghasilkan beberapa varian berbeda dengan kekhawatiran yang berbeda juga. Lalu seberapa mengkhawatirkan kemungkinan varian SARS-CoV-2 lainnya?
Baca Juga:
Dinkes Kaltara Tekan HIV dengan Sosialisasi dan Perluasan Layanan untuk ODHA
Pertama-tama, perlu diketahui bahwa virulensi SARS-CoV-2 sangat stabil (kecuali Delta), yang dua kali lebih mungkin membuat pasien dirawat di rumah sakit. Delta adalah peringatan pertama di pandemi Covid-19 yang menunjukkan virus bisa menjadi lebih menular dan lebih mematikan.
Tidak ada yang kita ketahui tentang sesuatu yang menahan virus ini agar tidak mematikan seperti sepupunya SARS-CoV-1. Kita juga masih tidak tahu apakah satu perubahan genetik atau banyak yang bisa membuat SARS-CoV-1 jauh lebih ganas daripada SARS-CoV-2.
"Selama kita tidak tahu apa yang menentukan virulensi virus, kita tidak tahu dari arah mana varian berikutnya akan datang. Jadi, ilmuwan memberitahukan kepada para pembuat kebijakan untuk optimis tentang sisi positifnya, namun memperingatkan untuk tetap bersiap menghadapi sisi negatifnya," ujarnya.