WahanaNews.co, Jakarta - Keajaiban alam di berbagai penjuru dunia sering kali mengejutkan kita dengan karakteristiknya yang unik dan ekstrem.
Salah satu fenomena menarik yang dapat menciptakan kondisi luar biasa adalah ketandusan atau minimnya curah hujan.
Baca Juga:
Siapkan 900 Triliun, Mesir Bakal Bangun Ibu Kota Baru Super Mewah di Atas Gurun Pasir
Di sejumlah kota, kekeringan yang ekstrem mengubah lanskap dan memberikan tantangan tersendiri bagi masyarakat setempat.
Ada enam kota yang dikenal sebagai kota-kota paling tandus di dunia, dengan salah satunya memiliki catatan mengejutkan yang tidak pernah terjadi hujan selama lima abad.
Fenomena ini menarik perhatian kita pada sejauh mana alam dapat membentuk kehidupan di tempat-tempat yang keras dan tandus.
Baca Juga:
BMKG Prediksi November RI Diguyur Hujan Lebat, Ingatkan Potensi Banjir
Di tengah tantangan iklim yang semakin menjadi fokus perhatian global, memahami kondisi ekstrem yang dialami beberapa kota dapat memberikan wawasan tentang daya tahan dan adaptabilitas manusia di lingkungan yang keras.
Kota-kota ini tidak hanya menjadi saksi bisu ketandusan, tetapi juga menciptakan pesona dan keunikan tersendiri.
Dari Gurun Atacama hingga padang pasir gersang di Afrika, mari kita telusuri bagaimana enam kota paling tandus di dunia menghadapi kekeringan dan menjaga keberlanjutan hidup di tengah kondisi yang sulit.
1. Aoulef, Aljazair
Aoulef, sebuah kota yang terletak di Aljazair, dikenal sebagai salah satu kota paling gersang dan kering di dunia. Kota ini terletak di wilayah Sahara, gurun terbesar di dunia yang meliputi sebagian besar wilayah utara Afrika.
Kondisi iklim di Aoulef sangat ekstrem, menciptakan lingkungan yang sangat sulit untuk dihuni.
Aoulef terletak di provinsi Adrar, bagian barat Aljazair, dan merupakan salah satu daerah terpencil di tengah gurun Sahara.
Wilayah ini jarang dihuni, dan penduduknya sering kali terbatas pada komunitas kecil yang dapat bertahan hidup dalam kondisi iklim yang keras.
Kelembaban yang rendah dan suhu yang sangat tinggi menjadi ciri khas kota ini, dengan suhu yang dapat mencapai level yang ekstrem, terutama selama musim panas.
Air sangat langka di Aoulef, dan kekurangan sumber air menjadi tantangan utama bagi penduduknya.
Mereka bergantung pada sumur-sumur yang dalam untuk memperoleh air bersih, dan pertanian sangat sulit dilakukan di tanah yang gersang.
Hewan-hewan yang dapat bertahan hidup dalam kondisi kering dan panas ekstrem seperti unta dan kambing sering kali merupakan bagian penting dari gaya hidup masyarakat di kota ini.
Kondisi ekstrem di Aoulef membuatnya menjadi destinasi yang jarang dikunjungi oleh wisatawan, meskipun bagi sebagian orang, keganasan alam di sini memberikan daya tarik tersendiri.
Melalui perjalanan ke Aoulef, seseorang dapat mengalami secara langsung kehidupan di salah satu lingkungan paling keras dan gersang di dunia, sambil menyaksikan keindahan gurun Sahara yang tak tertandingi.
Meski kering dan terpencil, Aoulef menjadi saksi bisu dari ketangguhan manusia dan adaptasi unik terhadap kondisi alam yang sulit.
2. Pelican Point, Namibia
Pelican Point sebenarnya bukanlah sebuah kota, melainkan sebuah tanjung yang terletak di pesisir barat daya Namibia.
Daerah ini dikenal dengan keindahan alam dan keberagaman hayati yang menarik, meskipun kondisinya cukup keras.
Pelican Point memiliki iklim padang pasir dengan suhu yang dapat mencapai level yang tinggi, dan curah hujan yang rendah merupakan ciri khas dari kawasan ini.
Pasir dan angin laut yang kencang mendominasi pemandangan, dan tumbuhan serta vegetasi sangat terbatas.
Salah satu daya tarik utama Pelican Point adalah koloni singa laut yang sering kali terlihat berjemur di pantai.
Pengunjung dapat menyaksikan pemandangan unik ini dan mengeksplorasi keindahan alam gurun pasir yang khas dari tanjung ini.
Meskipun kondisi di Pelican Point mungkin keras, keberagaman hayati dan keindahan alamnya membuatnya menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi.
3. Iquique, Chili
Iquique adalah sebuah kota yang terletak di pantai utara Chili, dan memiliki iklim gurun yang kering dan gersang.
Terletak di wilayah gurun Atacama, yang diakui sebagai salah satu gurun terkering di dunia, Iquique menghadapi tantangan kondisi iklim yang ekstrim.
Gurun Atacama dikenal dengan curah hujan yang sangat rendah, dan Iquique tidak terkecuali. Hujan di kota ini sangat jarang terjadi, membuatnya menjadi salah satu daerah paling kering di Amerika Selatan.
Suhu di Iquique juga dapat mencapai level yang tinggi, terutama selama musim panas, ketika udara panas dari daratan bertemu dengan udara dingin dari Samudra Pasifik.
Keindahan gurun dan pantai pasir putih adalah daya tarik utama Iquique. Meskipun kondisinya kering dan gersang, kota ini menawarkan pemandangan yang memukau, dengan lanskap gurun yang luas dan Samudra Pasifik yang memikat.
Pantai di sekitar Iquique juga dikenal sebagai tempat yang populer untuk berselancar, di mana ombaknya menarik minat para peselancar dari berbagai belahan dunia.
Iquique juga memiliki warisan sejarah yang kaya, terutama di sekitar kawasan tua kota.
Beberapa bangunan kuno yang masih berdiri memberikan gambaran tentang masa lalu Iquique sebagai pusat kegiatan perdagangan dan tambang nitrates.
Walaupun kering dan gersang, Iquique tetap menjadi tujuan wisata yang menarik bagi mereka yang mencari pengalaman unik di tengah kondisi iklim yang keras.
Keindahan alam dan sejarahnya yang kaya membuat Iquique menjadi salah satu destinasi yang menarik di wilayah gurun Atacama.
4. Wadi Halfa, Sudan
Wadi Halfa merupakan sebuah kota yang terletak di ujung utara Sudan, tepatnya di tepi Danau Nasser.
Kota ini terletak di wilayah yang didominasi oleh iklim gurun, dan kondisinya dapat dijelaskan sebagai kering dan gersang. Wilayah ini merupakan bagian dari Gurun Sahara, salah satu gurun terbesar dan terkering di dunia.
Wadi Halfa mengalami curah hujan yang sangat rendah sepanjang tahun, dengan suhu yang dapat mencapai level yang tinggi terutama selama musim panas.
Kondisi iklim yang keras ini membuat tanah menjadi gersang dan minim vegetasi. Secara umum, pemandangan di sekitar Wadi Halfa ditandai oleh padang pasir dan gurun yang terhampar luas.
Air merupakan sumber daya yang sangat berharga di daerah ini, dan sungai-sungai yang melintasi wilayah tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan akses ke sumber air bagi penduduk setempat.
Walaupun kota ini terletak di tepi Danau Nasser, namun danau tersebut terbentuk melalui pembangunan Bendungan Aswan di Sungai Nil, dan luasnya danau tidak selalu konsisten sepanjang tahun.
Meskipun kondisi iklim yang keras, Wadi Halfa memiliki daya tarik tersendiri. Keunikan budaya dan sejarah kota ini menciptakan pesona yang menarik bagi wisatawan.
Di sekitar kota, terdapat situs arkeologi kuno, termasuk reruntuhan kuno yang berasal dari zaman Mesir Kuno. Pemandangan sungai dan danau yang indah juga memberikan keindahan alam yang kontras dengan kekeringan sekitarnya.
Dengan tantangan kondisi iklimnya, Wadi Halfa tetap menjadi kota yang mempertahankan karakteristik gurun Sahara yang menakjubkan dan menjadi bagian dari warisan alam dan budaya Sudan.
5. Ica, Peru
Ica, sebuah kota yang terletak di wilayah pesisir selatan Peru, dikenal dengan iklim gurunnya yang kering dan panas. Kota ini terletak di gurun sepanjang pantai Pasifik dan mengalami kondisi iklim yang sering kali tandus dan terik.
Ica terletak di Gurun Atacama, yang merupakan salah satu gurun terkering di dunia. Curah hujan di kota ini sangat rendah, dan hampir tidak pernah terjadi hujan selama sebagian besar tahun.
Suhu di Ica bisa mencapai level yang sangat tinggi, terutama selama musim panas, ketika suhu bisa melebihi 30 derajat Celsius.
Pemandangan di sekitar Ica didominasi oleh gurun pasir yang luas. Bukit-bukit pasir yang bergelombang dan padang pasir membentang sejauh mata memandang.
Vegetasi di kawasan ini sangat terbatas, dan tanaman yang dapat bertahan hidup dalam kondisi kering dan panas ekstrem menjadi ciri khas dari lanskapnya.
Meskipun kondisi iklim yang keras, masyarakat lokal di Ica telah mengembangkan sistem pertanian yang terkondisi untuk mengatasi kekurangan air.
Mereka menggunakan teknologi irigasi tradisional dan modern untuk mengolah tanah gurun dan menanam tanaman yang dapat bertahan hidup dalam kondisi gurun.
Ica, Peru, menghadirkan kontrast yang menarik antara gurun kering yang panas dan oasis hijau yang mempesona.
Keindahan alam dan keunikan iklimnya membuat Ica menjadi tujuan yang menarik bagi wisatawan yang ingin menjelajahi kekeringan dan panasnya gurun Atacama.
6 . Arica, Chile
Arica yang merupakan kota pelabuhan di Chile yang dinobatkan sebagai kota terkering di Bumi. Meskipun tidak ada hujan, Arica memiliki tingkat kelembapan dan tutupan awan yang tinggi.
Arica, sebuah kota yang terletak di pantai utara Chile, dikenal sebagai salah satu tempat paling kering di dunia.
Keadaan kering dan tandusnya Arica terkait erat dengan letak geografisnya di Gurun Atacama, salah satu gurun terkering di bumi.
Selama berabad-abad, Arica telah mencatat rekam cuaca yang menunjukkan bahwa kota ini hampir tidak pernah mengalami hujan, menjadikannya sebagai salah satu lokasi di mana curah hujan sangat langka.
Gurun Atacama yang membentang di sekitar Arica memperlihatkan pemandangan yang gersang dan tandus.
Di kota ini, hujan menjadi kejadian luar biasa, dan catatan sejarah cuaca mencatat bahwa Arica dapat melewati periode panjang tanpa setetes pun air hujan.
Fenomena ini membuatnya terkenal sebagai salah satu tempat yang mencapai rekor kurangnya curah hujan, bahkan selama periode lebih dari 500 tahun.
Tanah gurun di sekitar Arica cenderung gersang dan kering, dengan vegetasi yang sangat terbatas.
Pemandangan gurun pasir yang meluas mencirikan lanskap sekitar kota, sementara suhu yang tinggi sering kali membuat udara terasa panas dan kering.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]