Drone Sniffing memiliki jangkauan hingga 20 kilometer, sehingga bisa digunakan di perairan lepas, selain pelabuhan dan pantai. Alat ini disebut memiliki floater sistem. Gelombang laut tidak menghalangi untuk take off dan landing pada permukaan laut.
Cara Kerja Drone Sniffing
Drone Sniffing mengisap emisi gas buang dari kapal atau area dermaga, lalu menangkapnya dalam sensor emisi BVD-Sniffing. Sensor tersebut mendeteksi setiap partikel yang sudah dihisap menggunakan polutant sensor di dalamnya. Data dari sensor ini lalu diolah perangkat lunak dan diunggah ke cloud, sehingga hasilnya bisa dilihat melalui situs bersangkutan.
Baca Juga:
Direktur Kenavigasian Kemenhub: Arus Mudik di Kaltim Berjalan Normal
Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Laut dan Kepelabuhan KSOP Nanang Afandi SE MM berharap alat ini mampu membantu KSOP dalam mendeteksi emisi polutan dari kapal-kapal di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Dia pun berharap Drone Sniffing dapat digunakan lebih luas lagi untuk mendukung target Indonesia dalam mencapai nol emisi pada 2060.
"Penggunaan teknologi ini merupakan langkah penting dalam upaya nasional untuk mengurangi polusi dan menjaga kelestarian lingkungan," kata dia.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.