WahanaNews.co, Jakarta - Langit malam yang jernih pastilah menyajikan penampakan objek menarik yang terus berubah, mulai dari bintang dan konstelasi hingga planet terang, bulan, dan kadang-kadang peristiwa khusus seperti hujan meteor. Perhatikan penampilannya di bulan Desember ini.
Melakukan pengamatan langit malam bisa dilakukan tanpa peralatan khusus, meskipun memiliki peta langit dapat sangat membantu.
Baca Juga:
Bumi Deteksi Sinyal Misterius dari Jarak 16.000 Tahun Cahaya, Siapa Pelakunya?
Penggunaan teleskop atau teropong yang berkualitas akan meningkatkan pengalaman Anda dan memungkinkan Anda melihat beberapa objek yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang.
Anda juga bisa memanfaatkan aksesori astronomi untuk mempermudah pengamatan atau menggunakan aplikasi pelacak satelit untuk mengetahui kapan dan bagaimana cara melihat Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dan satelit lainnya.
Jika Anda tertarik, Anda juga bisa mengabadikan langit malam dengan menggunakan salah satu kamera terbaik untuk astrofotografi, dan pilih lensa terbaik untuk mendukung kegiatan astrofotografi Anda.
Baca Juga:
Jadi Raja 'Sumber Emas' di Luar Angkasa, Asteroid Ini Bernilai US$ 100.000 Kuadriliun!
Berikut ini adalah detail serangkaian fenomena langit yang dijadwalkan terjadi pada bulan Desember 2023, berdasarkan data dari Space dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN):
4 Desember: Merkurius terlihat paling jelas
Pada Senin (4/12), Merkurius akan mencapai jarak terluasnya, yaitu 21 derajat sebelah timur Matahari, dengan visibilitas maksimum untuk penampakan malamnya setelah Matahari terbenam.
Penampakan planet ini akan biasa-biasa saja bagi para pengamat di belahan Bumi utara, namun sangat bagus bagi mereka yang berada di daerah tropis dan belahan Bumi selatan.
6 Desember: Neptunus berbalik arah
Pada Rabu (6/12), planet biru Neptunus akan menyelesaikan siklus 'jalan mundur' (retrograde) yang sudah membawanya perlahan ke arah barat melalui bintang-bintang di perbatasan antara Aquarius dan Pisces sejak 1 Juli.
Siklus retrograde terjadi ketika Bumi, dalam orbit yang lebih cepat dan dekat dengan Matahari, melewati planet-planet luar "di bagian dalam lintasan". Alhasil, planet-planet tersebut tampak bergerak mundur.
Ketika siklus ini selesai, Neptunus bakal berbalik arah. Setelah [seolah] menghentikan pergerakannya malam 6 Desember, Neptunus akan bergerak secara reguler ke arah timur selama beberapa hari kemudian.
Pada malam tanpa bulan di bulan Desember, planet dengan kecerahan magnitudo 7,9 ini dapat diamati melalui teropong yang baik dan teleskop di langit antara Jupiter dan Saturnus.
9 Desember: Bulan sabit sambangi Venus
Saat Venus terbit di timur, Sabtu (9/12/2023) sekitar pukul 03.30 waktu setempat, bulan sabit bakal ikut nampil.
Kedua benda langit ini akan berbagi bidang pandang dengan teropong dan akan menghasilkan kesempatan berfoto duet yang luar biasa jika dikomposisikan dengan beberapa pemandangan latar depan yang menarik.
Keduanya akan terlihat makin naik di langit tenggara hingga langit cerah saat Matahari terbit.
13 Desember: Fase Bulan baru
Menurut Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Bulan akan mencapai fase barunya pada Rabu (13/12/2023) pukul 06.32 WIB.
Saat itu satelit alami kita akan berlokasi di Ophiuchus, 4,9 derajat selatan Matahari. Saat masih baru, bulan sedang melakukan perjalanan antara Bumi dan Matahari.
Saat fase ini, Bulan tidak dapat diamati dari mana pun di Bumi selama sekitar satu hari (kecuali saat gerhana Matahari). Pasalnya, sinar Matahari hanya dapat mencapai sisi jauh Bulan dan Bulan berada di wilayah langit yang sama dengan Matahari.
15 Desember: Puncak Hujan Meteor Geminid
Geminid, salah satu pameran meteor terhebat dalam setahun, biasanya berlangsung mulai tanggal 19 November hingga 24 Desember setiap tahun.
Intensitas meteor Geminid akan terus meningkat secara perlahan menuju puncaknya pada tanggal 15 Desember, setelah itu jumlahnya akan mengalami penurunan yang cepat pada malam-malam berikutnya.
Meteor Geminid cenderung memiliki kecerahan yang mencolok, warna yang pekat, dan gerakan yang lebih lambat dibandingkan dengan meteor pada umumnya. Hal ini disebabkan oleh partikel-partikel seukuran pasir yang dilepaskan oleh asteroid yang dikenal sebagai 3200 Phaethon.
Pertunjukan Geminid akan terlihat sejak waktu senja, dengan tingkat frekuensi mencapai 108,5 hingga 134 meteor per jam, seperti yang diinformasikan oleh BRIN. Hal yang menarik, hujan meteor tahun ini tidak akan terganggu oleh cahaya Bulan.
17 Desember: Bulan sabit merapat ke Saturnus
Bulan sabit yang cantik dengan pencahayaan 29 persen akan bersinar hanya beberapa jari di bawah (atau 3 derajat ke selatan langit) Saturnus. Keduanya akan berbagi bidang pandang melalui teropong hingga terbenam di barat sebelum jam 10 malam waktu lokal.
Pada saat itu, pergerakan Bulan ke arah timur dan rotasi diurnal (malam) langit akan menggeser Saturnus ke sebelah kanan bulan.
22 Desember: Titik Balik Matahari
Titik balik Matahari dijadwalkan terjadi pada Jumat (22/12/2023) pukul 04.48 WIB. Pada saat ini, musim dingin secara resmi dimulai di belahan bumi utara, termasuk di wilayah Amerika dan Eropa.
Ketika Matahari mencapai titik baliknya, atau yang dikenal sebagai solstis, posisi deklinasinya akan berada pada titik paling selatan sepanjang tahun.
Hal ini mengakibatkan ketinggian Matahari mencapai titik terendahnya di langit pada siang hari.
Pada momen solstis ini, di belahan bumi utara, paparan Matahari atau sinar matahari yang diterima menjadi yang paling minim, dan jumlah siang hari mencapai durasi terpendek dalam setahun.
Sebaliknya, di belahan bumi selatan, Matahari akan memberikan paparan maksimum sepanjang tahun, menandai dimulainya musim panas.
Solstis merupakan hasil dari rotasi Bumi yang condong sambil mengorbit di sekitar Matahari.
25 Desember: Bintang Natal
Sirius, yang merupakan bintang paling cemerlang di rasi Canis Major dan seluruh langit malam, dijadwalkan akan muncul di atas cakrawala tenggara pada pukul 19:30 waktu setempat pada malam Natal.
Bintang tersebut akan mencapai posisi puncaknya di bagian bawah langit selatan segera setelah tengah malam.
Meskipun begitu, ketinggiannya di langit tidak pernah menyebabkan seseorang harus mengangkat kepala terlalu tinggi.
Sirius adalah bintang kelas A yang bersinar dengan warna biru-putih, dan terletak sejauh 8,6 tahun cahaya dari Matahari. Kecerahannya yang luar biasa dan posisinya yang rendah di langit menghasilkan kilauan warna yang sangat menakjubkan saat bintang ini berkedip-kedip.
27 Desember: Bulan purnama
Bulan purnama bulan Desember akan terjadi pada dua hari setelah Natal dengan puncaknya di pagi hari pukul 07:33 WIB.
Dalam kalender tradisional Amerika, Bulan Purnama ini dikenal sebagai Bulan Oak, Bulan Dingin, dan Bulan Malam Panjang.
31 Desember: Jupiter tuntaskan putaran mundur
Pada hari Minggu (31/12/2023), Planet Jupiter yang memiliki kecerahan sangat mencolok akan tampak seolah-olah mengalami periode sementara di mana gerakannya berhenti melalui bintang-bintang yang terletak jauh di selatan rasi Aries.
Setelah malam tersebut, Jupiter akan melanjutkan pergerakannya ke arah timur secara teratur, membawanya menuju rasi Taurus pada tahun 2024.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]