WahanaNews.co | Kapolres Lombok Timur AKBP Hery Indra Cahyono mengingatkan masyarakat untuk mengecek kembali sumber berita dan media sebelum membagikannya kembali di media sosial untuk mengurangi penyebaran informasi hoaks.
Ada empat strategi untuk menekan hoaks, yakni cermati, cek, cari dan cepat.
Baca Juga:
Pemprov Jateng Bentuk Posko Desk Pilkada Pantau Kerawanan dan Jaga Kondusifitas
"Cermati kesinambungan judul dan isi, cek sumber media dan aktualitasnya, cari perbandingan berita, cepat klarifikasi sumber berita dan laporan," kata Hery dalam Festival Literasi Digital di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.
Dalam pernyataan pers, Selasa, AKBP Hery menjelaskan bahwa faktor utama penyebab mudahnya penyebaran hoaks di Indonesia adalah adanya kecenderungan masyarakat yang kurang bertanggungjawab dalam bermedia sosial.
Selain itu, masyarakat juga ingin menjadi orang pertama dalam menyebarkan berita.
Baca Juga:
Masinton Pasaribu Polisikan Wakil Ketua DPRD Tapteng Soal Tuduhan Kancing Baju Copot
"Ada empat aspek terkait hoaks. Yakni, aspek ekonomi: memanfaatkan jumlah follower untuk mendapatkan keuntungan. Lalu aspek ideologi, menolak ideologi orang lain. Dilanjut provokasi: penikmat kericuhan akibat berita hoaks; dan sekadar lelucon, baik itu candaan atau kritik," katanya.
Hery mengatakan, tingginya penetrasi pengguna internet berkorelasi terhadap penyebaran maraknya berita hoaks dan kejahatan siber.
Menurut Hery, tingkat penetrasi angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat cukup tinggi. Pada 2018, persentase penetrasi internet di Indonesia sebesar 64,80 persen, 2019-2020 (73,70 persen), 2021-2022 (77,2 persen), atau setara dengan 210 juta jiwa.
Dari sudut pandang kecakapan digital (digital skill), Plt. Kepala Dinas Kominfotik Provinsi NTB Baiq Nelly Yuniarti menyatakan, selain memiliki banyak manfaat, teknologi digital (internet) juga dikenal memiliki sejumlah bahaya yang tersembunyi.
"Bahaya tersembunyi internet, di antaranya: cyber bullying, cyber stalking, cyber gambling, cyber fraud, phising, pelanggaran HAKI, dan doxing," katanya.
Sementara terkait keamanan transaksi digital, CEO Region X Bank Mandiri Hendra Wahyudi menyatakan, masyarakat akan terus melanjutkan aktivitas online meskipun pandemi telah berubah menjadi new normal.
Aktivitas online (digitalisasi) telah banyak membantu masyarakat, termasuk memudahkan dalam bertransaksi melalui bank.
Hendra memberikan tips agar aman dalam melakukan transaksi. Salah satunya, tidak memberikan data kartu kredit dan kartu debit.
"Seperti PIN, masa berlaku kartu, tiga angka CVV di belakang kartu, limit kartu, User ID, kata sandi, dan OTP kepada pihak-pihak yang tidak berkepentingan."
Tips lain, ganti PIN atau password secara rutin, gunakan kombinasi huruf dan angka, hindari klik tautan mencurigakan dari website atau email, juga hindari log in perangkat yang bukan milik sendiri.
Festival Literasi Digital di Lombok Timur ini merupakan bagian dari rangkaian program literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Siberkreasi.
Kemkominfo dan mitranya saat ini sedang menggenjot pelaksanaan literasi digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten di seluruh Indonesia.
Selain talkshow, kegiatan literasi digital tersebut juga menghadirkan grup band Wali dalam pageralan musik yang dihadiri sekitar 50.000 warga Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan warga masyarakat. [rin]