"Jadi Anda benar-benar menghabiskan banyak energi untuk... memisahkan hidrogen dan oksigen. Kemudian Anda harus memisahkan hidrogen dan oksigen dan menekannya. Ini juga membutuhkan banyak energi."
"Jumlah energi yang dibutuhkan untuk ... membuat hidrogen dan mengubahnya menjadi bentuk cair sangat mengejutkan. Ini adalah hal paling bodoh yang bisa saya bayangkan untuk penyimpanan energi," sambung pria terkaya di dunia versi Forbes itu.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Sebelumnya, Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan hidrogen sebagai "pembawa energi serbaguna" karena memiliki beragam aplikasi dan dapat digunakan di sektor-sektor seperti industri dan transportasi.
Pada 2019, IEA mengatakan hidrogen adalah "salah satu opsi utama untuk menyimpan energi dari energi terbarukan dan tampaknya menjanjikan untuk menjadi opsi berbiaya terendah untuk menyimpan listrik selama berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan."
Musk sendiri sudah berulangkali meledek gagasan itu. Pada Juni 2020, dia berkicau "fuel cells = fool sells (sel bahan bakar = penjualan bodoh)". Sebulan kemudian, ia men-tweet, "Hydrogen fool sells make no sense (Penjualan bodoh hidrogen tidak masuk akal)."
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
Terpisah, peneliti Laboratorium Motor Bakar dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arifin Nur mengatakan penggunaan air sebagai bahan bakar merupakan hal yang belum efisien.
Hal itu lantaran proses pemisahan molekul air menjadi hidrogen dan oksigen yang terbilang tidak mudah.
"Untuk memisahkan unsur air yang merupakan unsur paling stabil di dunia, itu membutuhkan energi yang sangat besar," ujar Arifin dikutip situs resmi BRIN.