WahanaNews.co | Banyak kendaraan tempur yang cukup ikonik telah silih berganti memperkuat matra darat Tentara Nasionan Indonesia (TNI).
Sejak merdeka dan mendapatkan pengakuan di tahun 1949, TNI-AD telah banyak mengoperasikan berbagai kendaraan tempur guna mendukung kegiatan pertahanan kedauatan Indonesia.
Baca Juga:
Bikin Musuh Panik, Ranpur Lapis Baja Slovakia Ini Tahan Ledakan dan Antipeluru
Pada era 60-an, Indonesia membeli beragam kendaraan tempur guna mendukung kampanye operasi Trikora di Irian Barat.
Salah satu kendaraan tempur yang cukup ikonik yang didatangkan Indonesia di era tersebut adalah Panser Saracen.
Panser yang memiliki desain cukup sederhana tersebut memamg memiliki kisah tersendiri dalam pengabdiannya di tubuh militer Indonesia.
Baca Juga:
Spanyol Siap Kirim Tank Leopard untuk Ukraina
Seperti apakah rekam jejak panser legendaris tersebut ? simak ulasannya berikut.
1. Panser Andalan Inggris di Periode 1950-an
Kendaraan panser yang mulai didesain dan diproduksi pada dekade 1950-an ini memang dikenal sebagai panser angkut personil andalan militer Inggris pada dekade 1950 hingga awal dekade 1960-an.
Panser buatan pabrikan Alvis ini di Indonesia mulai datang pada awal dekade 1960-an guna mendukung operasi Trikora di Irian Barat.
Panser tersebut menjadi trio andalan matra darat TNI atau yang dulu dikenal dengan ADRI (Angkaratan Darat Republik Indonesia) bersama Alvis Ferret sebagai panser intai dan Alvis Saladin sebagai Fire Support Vehicle (FSV).
Dilansir dari wikipedia, panser ini mampu membawa sekitar 10-12 orang personil termasuk awak kendaraan. Panser Saracen mampu mencapai kecepatan maksimal sekitar 72 km/jam dan mampu mencapai jarak jelajah sekitar 400 km.
Untuk sistem persenjataannya sendiri panser ini 2 senapan mesin kaliber 7.62 mm dan beberapa pelontar granat asap sebagai perlindungan.
2. Terkenal Saat Konflik 1965
Panser Saracen mulai melambung namanya ketika turun dalam beberapa palagan saat konflik di tahun 1965. Panser ini menjadi salah satu kelengkapal TNI-AD saat itu dalam melakukan pengamanan di beberapa tempat, khususnya ibukota Jakarta.
Dilansir dari situs historia, panser ini juga turut menjadi mobil jenazah yang membawa para petinggi militer Indonesia yang menjadi korban dari tragedi 1965 saat itu.
Bahkan, peristiwa tersebut juga difilm-kan dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Panser Saracen digambarkan membawa para jenazah perwira militer yang menjadi korban saat peristiwa 1965.
Hal inilah yang membuat Panser ini memiliki cerita tersendiri bagi lingkup militer di Indonesia. Saat itu diperkiraan TNI-AD memiliki sekitar puluhan unit panser Saracen dan hampir semuanya diterjunkan dalam masa pasca pergolakan 1965.
3. Masih Berdinas Aktif Hingga Hari ini
Panser Saracen memang menjadi salah satu kendaraan tempur dengan nilai sejarah yang cukup tinggi di kalangan TNI-AD.
Bahkan, karena nilai sejarahnya tersebut pihak TNI-AD masih enggan untuk memensiunkan kendaraan tersebut meski sudah berusia lebih dari 50 tahun.
Namun, semua panser Saracen yang dimiliki TNI-AD telah mengalami peremajaan atau modernisasi guna memperpanjang usia kendaraan dan meningkatkan performa.
Dilansir dari situs indomiliter, diperkirakan masih terdapat kurang lebih sekitar 50 unit dari Panser Saracen yang masih berdinas di tubuh TNI-AD. [ast/yoursay]