Untuk persenjataan pertahanan, pesawat ini dilengkapi dengan sepasang senapan mesin kaliber 20 mm dan 3 unit senapan mesin kaliber 7.62 mm.
3. Tidak Berumur Panjang Dalam Tubuh Militer AURI
Baca Juga:
Hujan Petir Bukan Masalah! Begini Cara Pesawat Modern Tetap Aman di Udara
Dilansir dari situs indomiliter.com, pesawat bomber ini sempat memperkuat AURI di periode akhir 1950-an, tepatnya pada tahun 1958 yang merupakan hibah dari pemerintah China kala itu.
Hibah ini sendiri selain sebagai bentuk hubungan kerjasaman antara pemerintah Republik Rakyat China dan Indonesia, juga dikarenaka jumlah TU-2 yang dimiliki China saat itu terlalu banyak. China sendiri mendapatkan TU-2 langsung dari Uni Soviet guna mendukung beberapa konflik internal.
Namun, sejak diterima oleh AURI pesawat TU-2 tersebut mengalami beragam permasalahan. Beberapa permasalahan yang paling mencolok yakni mengenai performa mesin yang tidak mampu bertahan di iklim tropis seperti Indonesia.
Baca Juga:
Perjuangan Tekan Harga Tiket Pesawat Diungkap Menhub Budi Karya
Pesawat yang direncanakan akan menambah kekuatan pesawat bomber setelah Indonesia mendapatkan hibah B-25 dan B-26 dari Belanda, nyatanya harus rela digrounded kurang dari setahun setelah penyerahan ke AURI.
Banyak spekulasi tentang nasib pesawat ini di Indonesia, ada yang bilang dijadikan besi tua, adapula yang mengatakan bahwa pesawat ini dikembalikan ke Cina atau Uni Soviet, dan adapula yang mengatakan pesawat ini dijual ke negara lain yang memiliki hubungan diplomatik dengan Uni Soviet.
Hal inilah yang membuat pesawat tersebut tidak memiliki monumen atau menjadi koleksi museum di Indonesia.