Helikopter Westland Wasp yang dibeli oleh TNI-AL pada dekade 80-an tersebut termasuk dalam paket pembelian kapal frigate tersebut.
Dikarenakan merupakan bagian dari paket pembelian dan merupakan helikopter bekas pakai angkatan laut Belanda, maka harga per unit helikopter tersebut hanya sekitar 75.000 USD.
Baca Juga:
PWI Papua Barat Daya Minta Ketua FJPI PBD Ralat Kalimat "Wartawan Hadiri Undangan Lantamal XIV Tidak Tau Persoalan dan Tidak Bikin Berita Awal"
Pada saat itu Indonesia menyepakati pembelian helikopter Westland Wasp sebanyk 10 unit dan diletakkan pada geladak kapal KRI untuk peran anti kapal selam yang sebelumnya diemban oleh Mil Mi-4.
2. Dianggap Ketinggalan Zaman Ketika Dibeli TNI-AL
Pembelian helikopter Westland Wasp yang dilakukan oleh TNI-AL memang mengisi peran helikopter anti-kapal selam selepas dipensiunkannya Mil Mi-4.
Baca Juga:
Silaturahmi dengan Wartawan, Ini Kata Danlantamal XIV Sorong
Akan tetapi, helikopter Westland Wasp tersebut dianggap telah ketinggalan zaman dari segi teknologi. Hal ini cukup wajar mengingat helikopter yang lahir pada dekade 60-an tersebut rata-rata telah berusia sekitar 20 sebelum dioperasikan oleh TNI-AL.
Dilansir dari situs aviahistoria.om, helikopter yang datang pada tahun 1981 ini tidak dilengkapi dengan sistem sonar, sehingga ketika melakukan peran anti kapal selam harus mengandalkan sistem radar dan sonar yang berada di kapal perang TNI-AL. Helikopter ini juga secara desain cukup klasik dengan bagian mesin yang terlihat dari luar.
Untuk performanya, helikopter ini sanggup mencapai kecepatan maksimal hingga 193 km/jam. Helikopter ini mampu membawa 2 unit torpedo Mk.44 atau 1 unit torpedo kelas berat Mk.46 atau bom kedalaman. Selain itu, helikopter ini juga mampu dipasangi senapan mesin ringan kaliber 7.62 mm di bagian samping.