Aditya-L1 juga akan mengatasi salah satu misteri terbesar dalam heliofisika dengan melewati lapisan dari Korona atau atmosfer luar matahari yang tipis sangat panas dengan suhu bisa mencapai suhu 2 juta derajat Fahrenheit (1,1 juta derajat Celcius). Suhu tersebut sekitar 200 kali lebih panas dibandingkan permukaan matahari yang hanya 10.000 derajat F (5.500 derajat C) atau lebih.
Aditya-L1 juga memiliki tujuan sains lainnya seperti untuk menyempurnakan pemahaman tentang angin Matahari, yaitu aliran partikel bermuatan yang mengalir terus-menerus dari Matahari. Aditya-L1 akan mengukur komposisi angin Matahari dan mencoba menentukan percepatannya.
Baca Juga:
Peneliti Pastikan Gunung Berapi Es di Pluto Masih Aktif
Mengapa Mempelajari Matahari Itu Penting?
Melansir dari Live Mint, mengingat fenomena pendidihan global saat ini, memahami Matahari dan mengkaji radiasi serta partikel energi yang dipancarkannya adalah hal yang penting. Sebab, radiasi dan partikel ini memiliki dampak besar pada Bumi dan sistem Tata Surya kita.
Matahari adalah sumber utama energi bagi planet kita dan mengendalikan iklim serta cuaca di Bumi. Oleh karena itu, memahami lebih dalam tentang Matahari bantu meramalkan perubahan cuaca luar angkasa yang dapat memengaruhi teknologi komunikasi, penerbangan, dan infrastruktur satelit.
Baca Juga:
Jupiter, Planet Terbesar di Tata Surya, Terlihat di Kota Medan
Selain itu, pemahaman tentang partikel angin Matahari dan medan magnet matahari sangat penting untuk menjaga keamanan peralatan satelit dan astronaut yang berada di luar angkasa. Partikel energi dari Matahari dapat merusak sistem satelit dan bahkan mengancam keselamatan astronaut.
Sementara itu, ISRO menjelaskan bahwa ini akan memberikan keuntungan besar dalam mengamati aktivitas matahari dan pengaruhnya terhadap cuaca luar angkasa secara real-time, seperti dikutip dari Aljazeera.
Pesawat ruang angkasa ini akan membawa tujuh muatan untuk mengamati lapisan terluar Matahari, termasuk detektor medan elektromagnetik dan partikel.