Bumi. Situasi ini dapat menyebabkan badai geomagnetik, seperti yang diungkapkan oleh Dahl, dan badai ini bisa mengakibatkan gangguan pada sinyal radio frekuensi tinggi di lintang yang lebih tinggi serta memicu cahaya utara atau aurora dalam beberapa hari mendatang.
Erupsi matahari tersebut terjadi di bagian paling barat matahari. Observatorium Dinamika Surya NASA merekam aksi ini dalam sinar ultraviolet ekstrem, menangkap gelombang energi yang kuat sebagai kilatan cahaya yang sangat besar dan terang.
Baca Juga:
Viral Kemunculan 2 Matahari di Sumatera Barat, BMKG Beri Penjelasan
Peluncuran pesawat ruang angkasa ini pada tahun 2010 memungkinkannya berada pada orbit yang sangat tinggi mengelilingi Bumi, di mana ia terus memantau aktivitas matahari.
Matahari saat ini mendekati puncak siklus matahari selama 11 tahun atau lebih. Puncak aktivitas bintik matahari diperkirakan terjadi pada tahun 2025.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.