WahanaNews.co | Penerbit Kamus Oxford English Dictionary, Oxford Languages, menyatakan kata “vax” menjadi kata terpopuler dan paling sering digunakan di tahun 2021. Kata “vax” itu sendiri memiliki arti vaksin dan banyak berkeliaran di berbagai media.
Seperti dikutip dari The Guardian, tahun ini orang-orang banyak yang bertanya apakah sudah disuntik vaksin atau belum, apakah sudah divaksin dosis kedua, atau merek vaksin apa yang diterima.
Baca Juga:
Dinas Kesehatan Yogyakarta Targetkan 30.702 Anak Terima Imunisasi Polio pada PIN 2024
Penerbit Oxford English Dictionary ini mencatat adanya kenaikan penggunaan kata "vax" lebih dari 72 kali dibandingkan tahun lalu. Kata tersebut, dan kata lainnya yang terkait dengan vaksinasi, juga telah merambah konteks yang lebih luas termasuk "full vaxxed" (sudah divaksinasi penuh dua dosis) dan "vax cards" (kartu/sertifikat vaksin).
Oxford Languages juga melacak naik turunnya kosakata vaksin, dari penggunaan "vaccine distribution" (distribusi vaksin), "vaccine rollout" (peluncuran vaksin) hingga "vaccine passport" (paspor vaksin) menjadi bahasa umum pada pertengahan Maret tahun ini.
Selain itu, "vax" digunakan dalam kata-kata untuk menggambarkan mereka yang tidak mau disuntik vaksin, seperti "anti-vax" atau "anti-vaxxers".
Baca Juga:
Pemkab Batang, Massifkan Pencegahan Kasus Flu Singapura (HFMD)
"Ketika meninjau bukti bahasa, vax menonjol sebagai pilihan kata yang jelas. Lonjakan penggunaan kata yang signifikan menarik perhatian kami. Kemudian kami menjalankan analisis dan sebuah fakta muncul, vax berada di puncak popularitas saat ini," kata President of Oxford Languages Casper Grathwohl.
Kata "vaccine" sudah ada di bahasa Inggris sejak akhir 1790-an, tepatnya ketika Edward Jenner menemukan bahwa cacar sapi dapat digunakan sebagai vaksin untuk melawan virus cacar yang mematikan.
"Tidak mengherankan jika ini adalah sesuatu yang terkait dengan vaksinasi karena hal-hal ini sesuai dengan zamannya, dan orang-orang berkutat memikirkan vaksin dibandingkan masa sebelumnya," kata Dr Mercedes Durham, seorang pembaca sosiolinguistik di University of Cardiff.
Dia menambahkan, media sosial turut berkontribusi mempopulerkan sebuah kata dan menjangkau khalayak yang lebih luas.
Menurutnya setiap orang dalam keluarga dan lingkaran mereka sendiri muncul dengan kata-kata baru lalu membawanya ke media sosial sehingga dikenal orang lain.
"Apa yang dapat dilakukan media sosial, seperti contoh 'vax', misalnya ketika kita melihat seseorang men-tweet menggunakan kata tersebut, lalu orang lain ikut menggunakannya," tutupnya. [rin]