"Suatu kriteria bahwa bibit siklon dapat dikatakan meningkat menjadi Siklon Tropis adalah apabila kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai minimal 35 knot (65 km/jam)," tutur Guswanto.
Keberadaan sistem sirkulasi tersebut dapat membentuk daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, sebagian Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Baca Juga:
Potensi Pendapatan Negara dari Ekspor Pasir Laut Capai Rp2,5 Triliun: Analisis Awal dan Tantangan Regulasi
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah pusat tekanan rendah dan di sepanjang daerah pertemuan dan belokan angin tersebut," papar dia.
Dampak bibit siklon terhadap cuaca di Indonesia
Guswanto menuturkan, dalam periode 24 jam ke depan, bibit siklon sistem 99S tersebut dapat memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca dan gelombang di wilayah Indonesia sebagai berikut:
Baca Juga:
Pakar Ungkap Gegera Sampah Plastik Cemari Laut RI, Negara Rugi Rp225 Triliun per Tahun
Potensi hujan sedang hingga lebat
Potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir/angin kencang yang dapat berdampak pada potensi terjadinya bencana hidrometeorologi (banjir bandang, longsor, dsb) di wilayah:
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku bagian barat daya
Gelombang tinggi
Selain potensi hujan lebat sebagai dampak dari pembentukan bibit siklon tropis di Indonesia, juga dapat menyebabkan terjadinya gelombang tinggi berpeluang terjadi di wilayah perairan berikut: