Lalu, apakah ada faktor fenomena El Nino yang melemah?
Merujuk data BMKG per Kamis (9/11), penanda fenomena El Nino, yakni Southern Oscillation Index (SOI) dan NINO 3.4 tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan curah huan di wilayah Indonesia, masing-masing bernilai -7,5 dan +1,64.
Baca Juga:
Prediksi BMKG: Hujan Ekstrem dan Angin Kencang Hantam Sejumlah Wilayah Saat Libur Panjang
"Tidak signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia (El Nino moderat)," tulis BMKG.
Kemudian, indeks perbedaan suhu permukaan air laut (DMI) saat ini berada di angka +1,55 dan juga tidak signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah RI.
Dari skala regional, fenomena angin atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) aktif pada kuadran 3 (Samudera Hindia), menunjukkan kondisi yang tidak signifikan untuk wilayah Indonesia.
Baca Juga:
Cuaca Ekstrem Siap Mengguyur RI, Ini Daftar Wilayah Terancam Banjir dan Longsor
Akibat faktor-faktor atmosfer itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem untuk seminggu ke depan.
"Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll)," demikian bunyi peringatan dini BMKG.
"Dan dampak yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan," lanjut lembaga tersebut.