WahanaNews.co | Pengelola Media Sosial Twitter mengecam Elon Musk yang mengklaim pihaknya mengalami penurunan pemasukan selama Q2 2022.
Pemasukan Twitter selama Q2 2022 turun menjadi USD 1,18 miliar dari USD 1,19 miliar setahun sebelumnya.
Baca Juga:
Elon Musk Beberkan Alasan Tangguhkan Akun X Pemimpin Tertinggi Iran
Penurunan itu, menurut Twitter, terjadi karena diganggu oleh Elon Musk, yang berusaha mengakuisisi Twitter dan kemudian membatalkannya secara sepihak.
Namun memang Twitter tak cuma menyalahkan faktor Musk, melainkan juga adanya masalah di industri periklanan, juga lingkungan ekonomi secara keseluruhan.
Namun Musk tetap disebut sebagai penyebab utama penurunan tersebut, demikian dikutip dari The Verge, Minggu (24/7/2022)
Baca Juga:
Agar Elon Musk Buka Kantor X di RI, Kominfo Atur Strategi
Seperti diketahui, Elon Musk membatalkan pembelian Twitter karena menilai mereka tidak jujur mengenai jumlah akun palsu yang merebak di situsnya yang diiklaim hanya sekitar 5%.
Twitter kemudian menggugat Musk dan memaksanya untuk menyelesaikan akuisisi senilai USD 44 miliar tersebut.
Bahkan Twitter meminta hakim untuk mempercepat jadwal sidangnya, yaitu agar dimulai pada bulan September selama empat hari.
Tapi Musk ingin menunda hingga Februari 2023 dengan 10 hari sidang karena merasa tidak adil sidang dimulai terlalu cepat.
Dalam sidang awal di Delaware Court of Chancery, hakim Kathaleen McCormick memihak kepada Twitter dan memutuskan sidang akan dimulai pada Oktober 2022.
Tapi sidang akan dilakukan selama lima hari, sedikit lebih panjang dibandingkan permintaan Twitter.
Twitter berargumen bahwa mereka akan terus dirugikan jika perselisihan dengan Musk berlanjut, sehingga perusahaan berlogo burung ini ingin agar sidang dimulai secepat mungkin.
Twitter juga mengatakan permintaan pihak Musk untuk mengundur sidang hingga Februari tahun depan bertujuan untuk membuat situasi menjadi lebih rumit.
Tim pengacara Musk berargumen bahwa mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk memverifikasi klaim Twitter bahwa jumlah akun palsu dan bot di platform-nya kurang dari 5% jumlah pengguna aktif bulanan.
Tim Musk mengatakan data ini penting untuk memahami bisnis iklan Twitter.
Sebelumnya, Twitter sudah memberikan data internalnya yang berisi informasi tentang semua cuitan yang pernah dikirimkan, perangkat yang digunakan untuk mengirim cuitan, dan informasi lainnya tentang akun pengguna. [rin]