"Kami mendorong agar anak-anak, sejak usia dini, harus terpapar pada aktivitas menulis tangan di sekolah untuk membentuk pola konektivitas saraf yang menciptakan kondisi optimal bagi otak untuk belajar," tulis mereka.
Meskipun temuan ini dibuat berdasarkan pengujian peserta saat menulis dengan pena digital, para peneliti mengatakan mereka mengharapkan hal yang sama ketika menggunakan pena asli di atas kertas.
Baca Juga:
Kreativitas Surut Saat Menulis Artikel? Ini Solusinya
Karena gerakan tangan saat menulis berada di balik peningkatan aktivitas otak, menulis di media cetak juga diharapkan memiliki manfaat serupa dengan menulis kursif.
Di sisi lain, gerakan sederhana menekan tombol dengan jari yang sama berulang kali saat mengetik ternyata kurang merangsang otak.
Hal ini juga menjelaskan mengapa anak-anak yang telah belajar menulis dan membaca di tablet, dapat mengalami kesulitan membedakan huruf-huruf yang merupakan bayangan cermin satu sama lain, seperti 'b' dan 'd.'
Baca Juga:
Sederet Manfaat Menulis untuk Kesehatan Mental
Dengan demikian, semakin nyata bahwa menulis dengan tangan bukan sekadar kegiatan rutin dalam kehidupan sehari-hari, namun juga memiliki dampak positif yang signifikan pada kesehatan otak.
Seiring dengan kemajuan teknologi, penggunaan keyboard dan perangkat elektronik semakin mendominasi, tetapi studi terbaru menunjukkan bahwa melibatkan tangan dalam menulis dapat memberikan manfaat yang penting bagi kesehatan otak.
Bisa disimpulkan, inilah beberapa alasan mengapa menulis dengan tangan seharusnya tetap menjadi kebiasaan yang dipertahankan: