WahanaNews.co | Usai app PeduliLindungi berubah menjadi SATUSEHAT, pengguna sempat mengalami kedala login.
Salah satu kendalanya adalah tidak dapat memindai barcode untuk masuk ke tempat umum.
Baca Juga:
Aduh! Kemenkes Deteksi Ratusan Pasien Covid-19 Berkeliaran di Fasilitas Umum
Lenny (23) karyawati swasta mengatakan ia sempat kesulitan masuk restoran di wilayah Senayan, Jakarta Selatan pada Rabu (1/3).
"Tadi baru ngeh pas mau scan barcode, ternyata PeduliLindungi udah ganti jadi SATUSEHAT. Disuruh log in, tapi enggak masuk-masuk, padahal nomor Hp sama email udah kedaftar," ujar dia saat seperti diberitakan CNNIndonesia.com di Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (1/3).
Ia pun sampai harus membuka bukti sertifikat vaksin Covid-19 lewat galeri ponselnya untuk meyakinkan petugas saat hendak masuk restoran.
Baca Juga:
Diunduh oleh 95 Juta Orang, Pemerintah Kaji Penggunaan PeduliLindungi untuk Penyaluran Subsidi
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Rabu (1/3) siang, aplikasi Peduli Lindungi di IOS sudah berubah menjadi SATUSEHAT. Wartawan mencoba log in baik lewat nomor ponsel maupun email, namun tertulis "terjadi kesalahan, coba lagi".
Padahal di halaman utama aplikasi tertulis aplikasi SATUSEHAT merupakan aplikasi lanjutan dari PeduliLindungi dan semua data akan terhubung ke aplikasi anyar besutan Kementerian Kesehatan itu.
"Semua data PeduliLindungi Anda otomatis termigrasi ke SATUSEHAT," bunyi keterangan di aplikasi.
Chief of Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji saat dikonfirmasi soal sulitnya login SATUSEHAT ia irit bicara.
"Coba dilakukan log in dengan email," ujar dia kepada CNNIndonesia.com, Rabu (1/3).
Dalam pernyataan terpisah, Setiaji, dikutip dari Antara, mengatakan, "Gangguan lebih ke peningkatan traffic, sehingga sebagian masyarakat tidak bisa login. Bukan seluruhnya tidak bisa login, karena telat mendapatkan kode OTP untuk login-nya".
CNNIndonesia.com sendiri baru dapat melakukan log in ke SATUSEHAT sekitar pukul 14.30 WIB. Layanan pun terpantau sudah normal.
Sebelumnya, aplikasi PeduliLindungi bertransformasi otomatis secara bertahap menjadi aplikasi SATUSEHAT mulai Selasa (28/2).
"Mulai hari ini. Tidak perlu download baru, akan ada pesan untuk update versi terbaru," kata Setiaji, Selasa (28/2).
Terpisah, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan aplikasi SATUSEHAT diproyeksikan untuk mempersingkat pelaporan kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dari yang semula melalui 400 aplikasi menjadi delapan aplikasi.
"Dengan SATUSEHAT itu cuma jadi delapan pelaporan. Jadi di Puskesmas yang tadinya bikin laporan mengisi aplikasi segala macam itu semuanya ada 400 aplikasi, nanti dengan SATUSEHAT itu akan menjadi delapan aplikasi," kata Dante dikutip dari situs resmi Kemenkes. [tum/cnnindonesia]