WAHANANEWS.CO, Jakarta - Setidaknya terdapat 14 zona megathrust di Indonesia dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2024 yang mengalami perubahan dari peta tahun 2017 karena sebelumnya hanya tercatat 13 zona.
Anggota AIPI sekaligus Guru Besar ITB Iswandi Imran menyoroti perbedaan kedua peta tersebut pada Sabtu (6/12/2025) dalam acara Sosialisasi dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Terkini ke Ketahanan Infrastruktur.
Baca Juga:
Malaku Diguncang Gempa Bumi M 5,9 BMKG Jelaskan Pemicunya
"Antara yang sebelumnya 2017 dengan 2024 yang paling atas ya kalau kita lihat kontur lebih rapat ya yang pada 2024 yang mengindikasikan sebenarnya adanya peningkatan bahaya gempa di daerah-daerah tertentu di Indonesia," ujarnya.
Peta tersebut mencatat zona megathrust Jawa berpotensi memicu gempa berkekuatan maksimal 9,1 dan beberapa zona lain seperti Enggano serta Mentawai-Pagai memiliki potensi maksimal hingga 8,9.
Berikut daftar 14 zona megathrust dalam Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia tahun 2024.
Baca Juga:
Gempa M 7,4 Guncang Laut Filipina, Getaran Terasa hingga Sulawesi Utara
1. Zona Megathrust Aceh-Andaman berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 9,2.
2. Zona Megathrust Nias-Simelue berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,7.
3. Zona Megathrust Batu berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 7,8.
4. Zona Megathrust Mentawai-Siberut berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
5. Zona Megathrust Mentawai-Pagai berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
6. Zona Megathrust Enggano berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
7. Zona Megathrust Jawa berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 9,1.
8. Zona Megathrust Jawa bagian barat berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
9. Zona Megathrust Jawa bagian timur berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
10. Zona Megathrust Sumba berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,9.
11. Zona Megathrust Sulawesi Utara berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,5.
12. Zona Megathrust Palung Cotobato berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,3.
13. Zona Megathrust Filipina Selatan berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,2.
14. Zona Megathrust Filipina Tengah berpotensi mengeluarkan gempa dengan magnitudo maksimal 8,1.
Sebelumnya, BMKG menyebut dua zona megathrust tengah menunggu waktu untuk melepaskan energi akibat jeda panjang sejak gempa terakhir yaitu Megathrust Selat Sunda tahun 1757 dan Mentawai-Siberut tahun 1797.
BMKG menjelaskan kondisi tersebut masuk kategori seismic gap yang secara geologis menunjukkan wilayah itu masih menyimpan potensi energi besar karena lama tidak melepaskannya.
"Tinggal menunggu waktu, bukan ramalan," tulis BMKG dalam unggahan resminya.
"Kalimat ini sering disalahartikan. Yang dimaksud adalah zona tersebut menyimpan potensi besar karena sudah lama tidak melepaskan energi, bukan berarti gempa akan terjadi dalam waktu dekat," lanjut BMKG.
BMKG menyebut, istilah ilmiah ini digunakan sebagai bentuk kewaspadaan berdasarkan data sejarah dan geologi, bukan untuk menimbulkan kepanikan, dan dalam Undang-Undang No 31/2009 BMKG bertanggung jawab atas pengamatan, pengelolaan data, serta pelayanan informasi termasuk gempa bumi dan tsunami.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]