WahanaNews.co | Konon mengisi daya atau mengecas ponsel baru hingga 8 jam memungkinkan daya tahan baterai lebih awet.
Biasanya, ponsel dianjurkan dalam keadaan daya baterai kosong lebih dulu, kemudian baru diisi hingga kapasitas maksimal 100 persen.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Tujuannya adalah untuk memaksimalkan kapasitas baterai, sehingga di siklus pengisian daya yang berikutnya akan tetap maksimal. Namun, benarkah demikian?
HP baru harus dicas 8 jam dulu?
Anjuran mengecas baterai ponsel selama 8 jam atau bahkan lebih sering terdengar puluhan tahun lalu. Kira-kira ketika era smartphone belum menjamur seperti hari ini.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Kini, ponsel terutama smartphone tidak perlu dicas hingga 8 jam atau lebih. Mengapa demikian? Teknologi baterai dan pengisi daya di smartphone saat ini sudah sangat berkembang dan berbeda dari ponsel zaman dulu.
Kebanyakan, ponsel zaman dulu menggunakan baterai dari material Nickel Cadmium. Baterai dengan material ini menyimpan memori dari status pengisian awal. Itu sebabnya, pengisian baterai pertama kali akan dijadikan patokan siklus pengisian daya berikutnya.
Sementara itu, smartphone saat ini umumnya menggunakan material Lithium-ion Polymer (LiPo) yang tidak memiliki sifat seperti baterai Nickel Cadmium. Sehingga, pemilik baru smartphone bisa langsung menggunakan ponsel setelah keluar dari kotak kemasan, lalu mengecasnya ketika daya hampir habis, sebagaimana dihimpun dari Gizmos Chamber.
Ada baiknya untuk mengisi daya sebelum tersisa 20 persen atau sebelum muncul peringatan "baterai lemah". Pengguna juga tidak perlu mengecas ponsel hingga 8 jam atau lebih untuk pertama kalinya. Cukup isi daya hingga penuh saja.
Berbeda dengan baterai Nickel Cadmium, baterai lithium-ion menghitung siklus pengisian daya dengan cara berbeda. Siklus pengisian daya dihitung dari seberapa banyak kapasitas 100 persen baterai yang sudah digunakan.
Namun, siklus ini tidak harus selalu dihitung dari satu kali pengisian daya. Misalnya, dari 100 persen kapasitas baterai, Anda menggunakan 75 persen (tersisa 25 persen). Lalu, Anda mengisi daya hingga 100 persen di malam hari.
Keesokan harinya, Anda menggunakan daya 25 persen (sisa 75 persen). Saat itulah dihitung satu kali siklus karena menghabiskan total 100 persen, dihitung dari penggunaan 75 persen dan 25 persen di hari yang berbeda, sebagaimana dijelaskan Apple dalam laman resminya.
Perhitungan ini juga berlaku untuk baterai lithium-ion perangkat Android. [rna]