Menurut Rachman Arief, konstruksi IMT dilakukan dengan menenggelamkan segmen-segmen tunnel precast ke dasar sungai, lalu distabilkan dengan lockingfill dan backfill.
"IMT IKN dilindungi dengan rock protection cover. Teknologi ini serupa dengan yang digunakan di Korea Selatan dan Turki," tambah Rachman Arief.
Baca Juga:
Terima Kunjungan Duta Besar Finlandia, Wamen Diana Bahas Potensi Kerja Sama Infrastruktur Berkelanjutan
IMT IKN memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, IMT ini dirancang untuk mendukung konektivitas di IKN serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan sosial di kawasan tersebut.
Keistimewaan kedua, IMT ini dirancang untuk meminimalisir dampak terhadap lingkungan, menjaga jalur pelayaran, dan mengurangi sedimentasi, sekaligus memanfaatkan teknologi konstruksi terbaru.
IMT ini juga menjadi penerapan pertama teknologi IMT di Indonesia, dengan harapan dapat mendukung pembangunan berkelanjutan yang lebih ramah lingkungan.
Baca Juga:
Menteri Dody Tekankan Kolaborasi untuk Gapai Quick Wins Pembangunan Infrastruktur
Rachman Arief juga menjelaskan bahwa pembangunan IMT melibatkan kolaborasi dengan tenaga ahli internasional, dengan tujuan mentransfer pengetahuan kepada insinyur Indonesia.
"Diharapkan langkah ini membawa dampak positif bagi pembangunan infrastruktur di Indonesia, terutama karena geografisnya yang penuh sungai dan kepulauan," ungkapnya.
Menurut Rachman Arief, pembangunan IMT IKN diusulkan dibiayai melalui pinjaman luar negeri dengan total biaya sekitar Rp 11,3 triliun.