WahanaNews.co | Wahana antariksa yang jatuh dan menyebabkan kemunculan 2 kawah besar di Bulan pada Maret diduga merupakan roket milik China, Long March 3C.
Sebelumnya, wahana Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) milik NASA menemukan satu kawah di Bulan yang berada di sebelah timur dengan diameter 18 meter, dan satu kawah lainnya di barat dengan ukuran 16 meter.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Kawah di sebelah timur menindih kawah yang berada di sebelah barat. Munculnya dua kawah itu di luar dugaan dan mungkin mengindikasikan badan roket punya massa yang berat di masing-masing ujungnya.
"Ini keren, karena ini adalah hasil yang tidak terduga," kata Mark Robinson, profesor ilmu geologi di Arizona State University yang menjabat sebagai peneliti utama untuk kamera di Lunar Reconnaissance Orbiter itu, dikutip dari The New York Times.
Tabrakan roket dimulai pada Januari ketika Bill Gray, pengembang Project Pluto, perangkat lunak astronomi yang digunakan dalam menghitung orbit asteroid dan komet, melacak hal yang tampak seperti bagian atas roket yang dibuang.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Dia pun menyadari benda itu berada di jalur tabrakan dengan sisi jauh Bulan. Insiden itu pun terjadi pada 4 Maret pukul 07.25 EST atau 18.25 WIB. Namun, orbit pasti dari objek itu tidak diketahui.
Gray sempat menduga bagian roket yang jatuh itu adalah tahap kedua dari SpaceX Falcon 9 yang mengangkut Deep Space Climate Observatory (DSCOVR) milik Lembaga Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) pada Februari 2015.
Seorang insinyur NASA kemudian menunjukkan bahwa lintasan peluncuran DSCOVR tidak sesuai dengan orbit objek yang dilacak oleh Gray.