Setelah menggali lebih dalam, Gray menyimpulkan bahwa kandidat yang paling mungkin adalah roket Long March 3C yang diluncurkan dari China beberapa bulan sebelumnya, pada 23 Oktober 2014.
Mahasiswa di University of Arizona melaporkan bahwa analisis cahaya yang dipantulkan dari objek menemukan bahwa campuran panjang gelombang cocok dengan roket China yang serupa daripada Falcon 9.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
"Saya sedikit bingung dengan penampakan kawah ganda. Tapi saya sama sekali bukan ahli dalam dampak kecepatan tinggi, kecuali untuk mengetahui bahwa mereka dapat memiliki beberapa hasil yang sangat aneh. Bagaimanapun, saya sangat senang bahwa pihak LRO dapat menemukan ini," kata Gray, dikutip dari The Register.
Dia mengatakan sulit memprediksi lintasan benda antariksa dengan mempertimbangkan beragam faktor di luar angkasa.
"Ini seperti memprediksi ke mana kantong plastik kosong akan terbang dalam badai. Anda tahu itu akan tertiup angin, tapi tidak bisa tepat [memprediksi] kemana akan pergi," imbuhnya.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, membantah bahwa bongkahan sampah antariksa itu berasal dari roket yang meluncurkan pesawat ruang angkasa Chang'e 5 pada 2020.
"Menurut pantauan China, tahap atas misi Chang'e-5 roket telah jatuh melalui atmosfer Bumi dengan cara yang aman dan terbakar habis," klaimnya.
Terlepas milik siapa objek itu, sampah antariksa tersebut memang mengikuti jalur spiral akibat gravitasi Bulan. Dia kemudian menabrak sisi jauh Bulan di Kawah Hertzsprung selebar 350 mil (563,27 km), jauh dari pandangan siapa pun di Bumi. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.