WahanaNews.co | Untuk menggantikan roket yang mengalami kebocoran cairan pendingin pada September tahun lalu, Rusia meluncurkan pesawat ruang angkasa Soyuz.
Kebocoran itu menyebabkan dua kosmonot dan satu astronot NASA tak bisa kembali ke bumi.
Baca Juga:
Pesawat Luar Angkasa Putin, Luna-25 Hancur di Bulan
Seperti diberitakan CNBC Indonesia, Minggu (26/2/2023), peluncuran pesawat luar angkasa yang disebut Soyuz MS-23 itu berlangsung dari lokasi peluncuran Kosmodrom Baikonur Rusia di Kazakhstan pada Kamis pukul 19.24 ET, atau pukul 05.24 Jumat waktu setempat.
Pesawat ruang angkasa tanpa awak itu menghabiskan sekitar dua hari di orbit, bermanuver menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kemudian berlabuh dengan modul Poisk - yang ada di bagian stasiun luar angkasa Rusia - tepat sebelum jam 8 malam ET Sabtu.
Soyuz MS-23 akan menjadi kendaraan kembali untuk kosmonot Sergey Prokopyev dan Dmitri Petelin dan astronot NASA Frank Rubio yang terdampar di luar angkasa dan tak bisa pulang akibat kebocoran tadi. Mereka semuanya telah melakukan perjalanan ke stasiun ruang angkasa dengan kapsul Soyuz MS-22 pada September.
Baca Juga:
Modul Pesawat Luar Angkasa Luna-25 Milik Rusia Tabrak Permukaan Bulan
Alih-alih terbang dengan anggota berawak, pesawat luar angkasa Soyuz MS-23 diluncurkan pada hari Kamis hanya dengan "indikator Zero-G", yang dapat berupa benda apa pun yang dirancang untuk mengapung bebas saat kapsul memasuki gaya berat mikro. Untuk misi ini, indikatornya adalah boneka beruang atau Teddy Bear yang ditambatkan dengan tali di dalam kabin.
Pada September tahun lalu, MS-22 mengalami kebocoran cairan pendingin, meninggalkan kabin pada suhu yang dianggap tidak aman untuk digunakan awak kapal dalam perjalanan pulang mereka.
Badan antariksa Rusia Roscosmos dan NASA dengan cepat menyusun rencana untuk mengirim kendaraan pengganti. Pejabat Roscosmos mengatakan bahwa mereka telah menentukan bahwa kebocoran terjadi akibat oleh lubang kecil yang disebabkan oleh benturan dengan mikrometeoroid.