Saat Tanam Kubis Petani di Bromo Temukan 1 Kuintal Koin Kuno Bertulikan Huruf China
WAHANANEWS.CO, Jakarta - Seorang petani lereng Bromo bernama Kariyo (47) asal Dusun Slorok, Desa Andonosari, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan, menemukan ribuan koin kuno di ladang.
Baca Juga:
DKPP Kota Madiun Catat Alokasi Pupuk Bersubsidi 2025 Untuk Petani 1.028 Ton
Dikutip dari detikJatim, Kamis (30/1), saat itu Kariyo akan mencangkul tanah untuk menanam kubis. Tiba-tiba cangkulnya mengenai benda keras.
"Saya sedang mencangkul tanah mau tanam kubis. Tiba-tiba cangkul saya mengenai benda keras. Setelah saya gali, ternyata ada guci besar tertutup rapat. Begitu saya buka, isinya koin-koin kuno," kata Kariyo, Rabu (29/1).
Kariyo kemudian mengajak istrinya terus menggali. Ia menemukan ribuan koin tercecer di sekitar guci. Koin-koin itu sudah menyatu dengan tanah.
Baca Juga:
Dukung Ketahanan Pangan, Bhabinkamtibmas Polres Subulussalam Sambangi Petani di Desa Binaan
"Selain koin dan guci, ada lonceng dan cermin kuno," tuturnya.
Koin-koin yang ditemukan itu berhuruf China dengan lubang segi empat di tengah. Koin itu diperkirakan terbuat dari tembaga.
"Koin-koin beratnya sekitar satu kuintal," imbuhnya.
Kariyo mengaku itu pertama kalinya dia menemukan benda kuno di lahan yang telah digarap selama bertahun-tahun.
Penemuan benda kuno lantas membuat para tetangga heboh dan menjadi tontonan hingga viral di media sosial.
Mereka berbondong-bondong membantu membersihkan koin yang sudah menyatu dengan tanah. Mereka meyakini koin yang ditemukan itu punya nilai sejarah.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pasuruan mengirim tim ke lokasi untuk memverifikasi temuan ribuan koin diduga mata uang China kuno di Dusun Slorok, Desa Andonosari, Kecamatan Tutur.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan, Ika Ratnawati, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengirim tim ke lokasi untuk memverifikasi temuan tersebut.
"Kami sudah berkoordinasi dengan tim ahli, termasuk arkeolog, Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Jawa Timur, serta tim ahli cagar budaya. Tim akan datang pada Kamis besok untuk melakukan penelitian lebih lanjut," kata Ika Ratnawati, Rabu.
[Redaktur: Alpredo Gultom]