WahanaNews.co, Jakarta - Sebuah studi terbaru menyebut manusia purba tidak bertahan hidup dengan memakan daging gajah purba atau mammoth maupun hewan lain, melainkan bercocok tanam.
Stereotipe manusia purba memakan daging mammoth untuk bertahan hidup cukup mengakar di masyarakat modern. Namun, studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Ecology & Evolution membantah pandangan manusia purba bertahan hidup dengan mengonsumsi daging.
Baca Juga:
YLKI Desak Regulasi Wajib, Konsumen Harus Tahu Bahaya Lemak Trans di Makanan
Penelitian terbaru ini mengulas kelompok Paleolitikum yang disebut Iberomaurusian, kelompok pemburu-pengumpul dari 13.000-15.000 ribu tahun lalu yang menguburkan mayat mereka di gua Taforalt. Gua tersebut sekarang berada di wilayah Maroko.
Para ilmuwan menganalisis tanda kimiawi yang diawetkan pada tulang dan gigi dari setidaknya tujuh Iberomaurus yang berbeda dan menemukan bahwa tanaman adalah sumber utama asupan protein mereka, dan bukan daging.
"Analisis kami menunjukkan bahwa kelompok pemburu-pengumpul ini, mereka memasukkan sejumlah besar bahan tanaman, tanaman liar ke dalam makanan mereka, yang mengubah pemahaman kita tentang diet populasi pra-pertanian," kata penulis utama studi ini Zineb Moubtahij, yang juga mahasiswa program doktoral di Géosciences Environnement Toulouse, mengutip CNN, melansir CNN Indoensia, Jumat (31/5/2024).
Baca Juga:
Temuan Fosil 'Hobbit' yang Lebih Mungil di Flores Gegerkan Arkeolog
Porsi tanaman sebagai sumber protein makanan pada manusia yang sisa-sisanya dipelajari mirip dengan yang terlihat pada petani awal dari Levant, negara-negara Mediterania Timur yang sekarang menjadi tempat domestikasi tanaman dan pertanian pertama kalinya didokumentasikan.
Para peneliti juga menemukan jumlah gigi berlubang yang lebih tinggi di antara spesimen Taforalt daripada yang biasanya terlihat pada sisa-sisa pemburu-pengumpul pada periode itu.
Bukti-bukti tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Iberomaurus mengonsumsi tanaman bertepung yang dapat difermentasi seperti biji-bijian liar.
Temuan ini kemudian menimbulkan beberapa pertanyaan menarik tentang bagaimana pertanian menyebar di berbagai wilayah dan populasi.
"Meskipun tidak semua individu memperoleh protein utama mereka dari tanaman di Taforalt, namun mendokumentasikan proporsi tanaman yang begitu tinggi dalam diet populasi pra-pertanian merupakan hal yang tidak biasa," kata Klervia Jaouen, salah satu penulis studi yang juga peneliti di Géosciences Environnement Toulouse.
"Ini mungkin pertama kalinya komponen nabati yang begitu signifikan dalam diet Paleolitik didokumentasikan dengan menggunakan teknik isotop," tambahnya.
Lebih lanjut, para peneliti mengungkap fakta tersebut dengan menggunakan teknik yang disebut analisis isotop stabil untuk mempelajari pola makan masing-masing Iberomaurus yang diteliti.
Isotop nitrogen dan zinc yang terkandung dalam kolagen dan email gigi dapat mengungkap jumlah daging yang pernah terkandung dalam makanan mereka, sementara isotop karbon dapat menjelaskan apakah sumber utama protein adalah daging atau ikan.
Sementara itu, teknik isotop menunjukkan jumlah tanaman yang dimakan tetapi tidak menunjukkan jenisnya.
Jenis makanan yang diduga menjadi sumber makanan kelompok purba tersebut berdasarkan sisa-sisa tumbuhan di situs tersebut, mulai dari biji pohon ek manis, pistachio, kacang pinus, oat liar, dan kacang-kacangan. Batu gerinda yang ditemukan di lokasi tersebut juga menunjukkan bahwa pengolahan tanaman terjadi di dekatnya.
[Redaktur: Alpredo Gultom]