Dalam studi ini, seorang peneliti pascadoktoral dari OSU dan 11 rekan penulis lainnya menyertakan banyak poin data yang mengejutkan, menunjukkan bahwa pada tahun 2023, banyak rekor iklim yang telah dipecahkan dengan margin yang sangat besar.
Para penulis menunjuk secara khusus seperti musim kebakaran hutan Kanada yang sangat aktif tahun ini.
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Peneliti mengatakan bahwa kejadian ini menunjukkan titik kritis menuju rezim kebakaran baru, yang bisa dibilang merupakan salah satu kalimat akademis paling menakutkan yang pernah ditulis.
William Ripple, seorang profesor kehutanan terkemuka di Oregon State University (OSU) dan salah satu penulis utama penelitian ini, menambahkan bahwa tahun ini telah membawa pola yang sangat mengkhawatirkan.
Pola tersebut tentu bukan berita yang menggembirakan, karena tindakan manusia dalam memperbaiki keadaan masih sangat terbatas.
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
Dalam pernyataannya, Ripple menyatakan, "Kami juga hanya menemukan sedikit perkembangan yang dapat dilaporkan terkait usaha manusia dalam melawan perubahan iklim."
Seperti banyak ilmuwan sebelumnya, 12 penulis studi dan ribuan penandatangan studi tersebut tidak hanya menyoroti industri bahan bakar fosil yang sangat polusi, tetapi juga perwakilan pemerintah yang mensubsidi mereka sebagai salah satu akar penyebab dari efek bola salju perubahan iklim ini.
Berdasarkan makalah tersebut, antara tahun 2021 dan 2022, subsidi bahan bakar fosil meningkat dua kali lipat dari US$531 miliar menjadi lebih dari US$1 triliun, meskipun perlu dicatat bahwa jumlah tersebut hanya mencakup Amerika Serikat, bukan negara lain.