WahanaNews.co, Jakarta - Indonesia saat ini sedang mengalami cuaca panas yang ekstrem. Musim kemarau tahun ini berbeda dari biasanya karena lebih kering dan panas.
Ini disebabkan oleh fenomena El Nino dan IOD Positif, yang mengakibatkan peningkatan suhu dan kurangnya curah hujan dari rata-rata normal.
Baca Juga:
Kaum Miskin Paling Terancam, Panas Ekstrem di Eropa Picu 50 Ribu Kematian
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau kering di Indonesia diharapkan akan berakhir segera.
Namun, tingkat El Nino yang moderat diperkirakan akan berlanjut hingga bulan Februari-Maret 2024. Informasi ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, setelah rapat terbatas terkait El Nino di Istana Jakarta pada tanggal 3 Oktober 2023.
Jadi, kapan musim hujan akan dimulai di Indonesia?
Baca Juga:
Peringatan Dini Kekeringan Meteorologis: Wilayah RI Terdampak hingga Agustus 2024
"Sesuai prediksi BMKG, puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September. Level El Nino moderat akan terus bertahan dan berakhir pada bulan Februari-Maret 2024," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (15/10/2023).
"Awal musim hujan sendiri berkaitan erat dengan peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia. Saat ini, Monsun Asia sudah mulai memasuki wilayah Indonesia sehingga diprediksi bulan November akan mulai turun hujan," jelas Dwikorita.
Hanya, lanjutnya, akibat tingginya keragaman iklim, maka awal musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
"Pengaruh El Nino akan mulai berkurang oleh masuknya musim hujan, sehingga diharapkan kemarau kering ini segera berakhir secara bertahap. Ada beberapa wilayah yang masuk musim penghujan sebelum November dan ada yang mundur, tapi sebagian besar pada bulan November," ungkapnya.
Sementara itu, Dwikorita menyebutkan puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari-Februari 2024.
Sebelumnya, mengutip Buku Prakiraan Musim Hujan 2023/2024, BMKG memprediksi Awal Musim Hujan 2023/2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mundur, yakni di sebanyak 446 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 63,81% wilayah ZOM Indonesia.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]