Bahkan proses percobaan ini dilakukan lebih dari 200 kali kepada setiap sukarelawan.
Hasil dari pemindaian itu, dicatat dan dikategorisasikan.
Baca Juga:
Waspadai TBC, Jepang Perketat Izin Masuk bagi Warga Asing
Misalnya, rumah, hotel, dan bangunan dimasukkan dalam kategori struktur.
Setelah itu kembali alat pemindai bekerja namun para sukarelawan itu dalam keadaan sadar alias tidak tidur.
Mereka diminta menonton gambar rekaman alat MRI terhadap mimpi mereka yang muncul di layar komputer.
Baca Juga:
Jepang Dilanda Gelombang Panas Lebih Awal, Empat Lansia Meninggal Dunia
Cara ini bertujuan agar para sukarelawan dapat melihat pola-pola khusus dalam aktivitas otak yang berhubungan dengan gambar-gambar visual yang muncul di layar.
Yukiyasu Kamitani, seorang peneliti senior di laboratorium menjelaskan bahwa pihaknya setidaknya berhasil memecahkan beberapa jenis mimpi dengan tingkat keberhasilan tinggi, meski belum 100 persen akurat.
Akurasi alat ini dalam merekam mimpi para sukarelawan sekitar 60-70 persen.