WahanaNews.co | Taman Nasional Komodo kedatangan tim dari The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) dan tim International Union for Conservation and Nature (IUCN). Tim dikirim dalam rangka Reactive Monitoring Mission (RMM) 2022 ke Resort Loh Buaya SPTN Wilayah I Balai Taman Nasional Komodo.
Tim UNESCO dan IUCN, lanjut dia, diharapkan dapat menggali data dan informasi lebih lengkap melalui peninjauan lapangan dan wawacara dengan Balai Taman Nasional Komodo beserta para pemangku kepentingan lainnya di Labuan Bajo terkait dengan penyampaian informasi oleh pihak ketiga kepada World Heritage Centre (WHC).
Baca Juga:
Walikota Jakarta Pusat Dorong Batik Pakaian Santai
Ia mengatakan, Tim UNESCO yang ditugaskan untuk peninjauan lokasi Resort Loh Buaya adalah Mohammed Djelid (Director of the Regional Bureau for Sciences in Asia and the Pasific) dan Hans Dencker Thulstrup (Senior Programme Specialist UNESCO Office Jakarta).
Sementara tim IUCN yang diterjukan adalah Amran bin Hamzah (profesor dengan bidang keahlian pariwisata berkelanjutan dan pembangunan berkelanjutan) dan Katherine Zisckha (World Heritage Conservation Officer).
Tim UNESCO dan IUCN, lanjut dia, diharapkan dapat menggali data dan informasi lebih lengkap melalui peninjauan lapangan dan wawacara dengan Balai Taman Nasional Komodo beserta para pemangku kepentingan lainnya di Labuan Bajo terkait dengan penyampaian informasi oleh pihak ketiga kepada World Heritage Centre (WHC).
Baca Juga:
BRIN Ajak Peneliti Global Riset Kesehatan Tanah di ICC MAB Maroko
Ia mengatakan, Tim UNESCO yang ditugaskan untuk peninjauan lokasi Resort Loh Buaya adalah Mohammed Djelid (Director of the Regional Bureau for Sciences in Asia and the Pasific) dan Hans Dencker Thulstrup (Senior Programme Specialist UNESCO Office Jakarta).
Sementara tim IUCN yang diterjukan adalah Amran bin Hamzah (profesor dengan bidang keahlian pariwisata berkelanjutan dan pembangunan berkelanjutan) dan Katherine Zisckha (World Heritage Conservation Officer).
Kegiatan RMM ini juga turut menghadirkan perwakilan dari berbagai direktorat teknis lingkup Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE)-Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, tim ahli Environmental Impact Assessment (EIA), tim peneliti dari Yayasan Komodo Survival Program.
Kemudian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Luar Negeri, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, dan KNIU – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
"Seluruh mitra yang diundang terlibat bersama dalam peninjauan lokasi dan diharapkan dapat memberikan pertimbangan teknis dari sudut pandang berbagai bidang keahlian masing-masing," katanya. [bay]