Tim melakukan observasi di Kampung Babakan Hurip karena lokasinya merupakan titik kemunculan sumber gempa terkuat dengan magnitudo 4,8. Pasca gempa pada Minggu, 31 Desember 2023 pukul 20.34 itu juga banyak rumah warga yang rusak.
Observasi lapangan tim juga diarahkan ke Sungai Cipeles yang dekat dengan kampung itu. “Dan menemukan bukti-bukti patahan baik itu patahan tua dan muda yang memang terjadi akibat gempa bumi. Istilahnya kami interpretasikan reaktivasi,” kata Eka.
Baca Juga:
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Bumi Berkekutan M6,0 Guncang Bengkulu
Temuan itu, menurutnya, terus dimutakhirkan di lapangan untuk memeriksa kelurusan dan patahan. Kejutan temuan lain menurutnya yaitu arang kayu pada bidang patahan dan bidang gelincir yang diinterpretasikan sebagai longsor purba. “
Apakah longsornya akibat tektonik masa lalu atau apa masih misteri buat kita,” ujarnya. Tim akan mencari tahu berapa umur arang kayu temuan itu.
Sementara itu anggota tim lainnya Joko Wahdiyono mengatakan, segmen Sesar Cipeles merupakan sesar aktif dari hasil temuan di lapangan.
Baca Juga:
BMKG Jelaskan Pemicu Gempa M5,3 di Padang Sidempuan: Geser Turun dalam Lempeng
“Tidak terbantahkan Sesar Cipeles ini aktif,” kata dia di forum yang sama.
Sesar ini terlihat di permukaan, memotong lapisan tanah dan bangunan hingga meruntuhkan struktur.
"Semoga dapat meyakinkan kita bahwa apa yang kita temukan di lapangan merupakan penemuan yang benar-benar baru dan orisinal, bahwa segmen Sesar Cipeles adalah penyebab kerusakan di daerah Babakan Hurip," ungkapnya.