WahanaNews.co | Twitter menghapus fitur pencegahan yang mempromosikan hotline pencegahan bunuh diri dan sumber daya keamanan lain dari pengguna yang mencari konten tertentu.
Head of trust and safety Twitter Ella Irwin mengatakan kepada Reuters bahwa "kami tengah memperbaiki dan memperbarui fitur tersebut. Fitur tersebut dihapus sementara saat kami melakukannya."
Baca Juga:
Menunggu Penantian Perubahan Merek Twitter.com Jadi X.com
Penghapusan fitur yang dikenal sebagai #ThereIsHelp belum pernah dilaporkan sebelumnya. Fitur #ThereIsHelp sendiri menampilkan kontak organisasi dukungan terkait dengan kesehatan mental, HIV, vaksin, eksploitasi seksual anak, COVID-19, kekerasan berbasis gender, bencana alam, dan kebebasan berekspresi.
Penghapusan fitur ini menyebabkan kekhawatiran pada kelompok pengguna yang rentan di Twitter.
Dilansir dari Reuters, Musk mengklaim impressions atau views pada konten berbahaya menurun sejak dia mengambil alih Twitter pada Oktober. Dia bahkan mencuitkan grafik yang menunjukkan tren penurunan. Di sisi lain, para peneliti dan kelompok hak-hak sipil malah menemukan peningkatan tweet dengan cercaan rasial dan konten kebencian.
Baca Juga:
Netizen Sebut Mahfud MD Tak Bisa Bedakan Lebah Madu dan Tawon
Layanan internet seperti Twitter, Google dan Facebook selama bertahun-tahun mencoba mengarahkan pengguna ke penyedia dukungan terkenal seperti hotline pemerintah ketika mereka mencurigai seseorang mungkin dalam bahaya.
Dalam emailnya, Irwin dari Twitter mengatakan, "Google melakukannya dengan sangat baik dalam hasil pencarian mereka dan (kami) benar-benar mencerminkan beberapa pendekatan mereka dengan perubahan yang kami buat."
"Kami tahu fitur ini berguna dalam banyak kasus dan hanya ingin memastikannya berfungsi dengan baik dan terus relevan," ujar Irwin.
Mantan anggota grup penasihat Twitter Eirliani Abdul Rahman mengatakan hilangnya #ThereIsHelp sangat membingungkan dan sangat mengganggu. Menurutnya, perbaikan dapat dilakukan secara paralel dan tidak perlu melakukan penghapusan.
Dalam sebuah cuitan, Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto menyinggung tentang fitur yang hilang ini dan menyebutnya sebagai "tindakan bodoh" oleh Twitter. Damar bahkan menyebut tindakan ini dapat membuat organisasinya meninggalkan Twitter.[sdy]