WahanaNews.co | Gunung berapi aktif terbesar di dunia, Mauna Loa di Hawaii meletus baru-baru ini, dan memuntahkan lahar dan debu panas untuk pertama kalinya dalam empat dekade.
Pasca-erupsi, warga sekitar kini siaga tinggi setelah United States Geological Service (USGS) memperingatkan bahwa kondisi berpotensi berubah secara tiba-tiba.
Baca Juga:
Wapada! Sabtu Pagi Ini Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi 3 Kali
Dapat dipahami bahwa tingkat peringatan Mauna Loa juga telah dinaikkan meskipun tidak ada perintah evakuasi segera yang dikeluarkan.
Lembaga tersebut mengatakan bahwa saat ini tidak ada ancaman bagi orang yang tinggal di bawah zona letusan, tetapi penghentian bahwa gunung berapi itu mudah menguap.
“Berdasarkan peristiwa masa lalu, tahap awal letusan zona keretakan Mauna Loa bisa sangat dinamis, dan lokasi serta aliran lava dapat berubah dengan cepat,” jelas lembaga itu.
Baca Juga:
Imbas 23 Pendaki Tewas Erupsi Gunung Merapi Polda Sumbar Bakal Periksa BKSDA
Selain itu, para ahli juga meningkatkan bahwa angin dapat membawa gas vulkanik dan abu halus ke lereng, serta Rambut Pele (Pele’s Hair).
Pele’s Hair adalah nama yang diberikan untuk butiran halus kaca vulkanik yang terbentuk saat gelendong lava mendingin dengan cepat di udara. Adapun yang dinamakan Pele, karena seperti dewi gunung api Hawaii, untaiannya bisa sangat tajam dan berpotensi menimbulkan bahaya bagi kulit dan mata.
Otoritas di Hawaii belum mengeluarkan perintah penangkapan apapun, meskipun lokasi puncak dan beberapa jalan di kawasan itu telah ditutup. Selain itu, dua tempat perlindungan di wilayah sekitarnya telah dibuka sebagai upaya untuk tindakan pencegahan.
Menurut Ahli vulkanologi, Robin George Andrews, letusan itu awalnya dapat diatasi, tetapi sekarang menyebar.
Sebuah gunung berapi aktif, Mauna Loa berada 4.169 meter di atas permukaan laut yang terletak di Taman Gunung Api Nasional Hawaii yang menutupi separuh Pulau Besar di area seluas lebih dari 5.179 kilometer persegi.
Menurut USGS, Mauna Loa telah meletus 33 kali sejak tahun 1843 dan terakhir kali pada tahun 1984 dan juga memuntahkan lava dalam jarak delapan kilometer dari Hilo, yang merupakan kota terpadat di negara kepulauan AS.
Populasi Big Island dilaporkan berlipat ganda sejak 1980 menjadi sekitar 200.000 penduduk, memicu kekhawatiran masyarakat akan menghadapi 'bencana lahar' jika aktivitas vulkanik Mauna Loa meningkat. [rna]