WahanaNews.co, Jakarta - Perubahan materi ujian praktek Surat Izin Mengemudi (SIM) pengguna kendaraan roda dua mulai diberlakukan. Korps Lalu Lintas (Korlantas) langsung datang ke Satpas Daan Mogot untuk meninjau langsung persiapan praktek.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi menyampaikan untuk mempermudah pembuatan SIM pihaknya meluncurkan buku soal untuk ujian teori yang bisa juga di download.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
"Di sini ada beberapa macam soal yang persis akan dihadapi oleh teruji. " Kata Firman, di Satpas Danmogot, Jakarta Barat, Jumat (5/8/2023).
Ujian praktik SIM angka 8 dan zigzag akan diganti huruf S. [WahanaNews.co/Ady Rose]
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Firman berharap ke depannya tidak ada peserta yang tidak lulus ujian teori dikarenakan soalnya sulit.
"Jadi kuncinya seluruh peserta yang akan mengajukan SIM silakan membaca. Semoga tidak ada lagi orang bilang, kami belum pernah belajar Pak, tiba-tiba ujian, gimana mau lulus," sambung Firman
Dalam ujian teori para permohon SIM akan dihadapkan pada situasi sedang berkendara.
"Kalau yang SIM A ada di belakang setir, yang SIM C ada di belakang setang kemudi motor," ungkapnya.
Ujian Praktek Diubah
Sedangkan untuk ujian praktek yang sebelumnya dianggap sangat menyulitkan bagi pembuat SIM C, mulai Minggu depan diubah, perubahan tersebut yang sebelumnya membentuk angka 8 dan zigzag akan diganti huruf S.
"Artinya kita mengupayakan untuk penyederhanaan ujian ini, bukan artinya menghilangkan ujian kemudian kita berikan SIM," sebut Firman.
Perubahan ini berdasarkan evaluasi yang sudah dilakukan Korlantas Polri bersama para ahlinya.
"Beberapa negara tidak menggunakan angka 8 tapi ada huruf S. Jadi kita coba akomodir apa yang jadi perbandingan tadi,"terangnya.
Firman juga menegaskan tidak memperbolehkan pembayar pembuatan SIM dengan uang tunai. Semua pembayaran melalui Bank yang sudah ditunjuk.
"Artinya enggak ada lagi uang cash di sini. Kalaupun ada, berarti uangnya buat petugas pribadi, dan itu buat pulang barangkali, atau buat beli makan di kantin," pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]