WahanaNews.co | Politikus Partai Demokrat curiga,
pembatalan revisi UU Pemilu karena Presiden Joko Widodo ingin mempersiapkan
Gibran Rakabuming Raka maju di Pilgub DKI Jakarta 2024.
Waketum Partai Gerindra,
Habiburokhman, mempersilakan Partai Demokrat untuk berspekulasi.
Baca Juga:
Pemfitnahan, Marzuki Alie Laporkan AHY ke Bareskrim
"Silakan saja berspekulasi atau
curiga sekali pun, itu hak politik mereka, dan kita harus hormati," kata Habiburokhman kepada wartawan,
Kamis (11/2/2021).
Habiburokhman balik curiga, jangan-jangan Partai Demokrat juga memiliki kepentingan untuk mendorong sang Ketum, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), maju di Pilgub DKI.
"Tapi, di sisi
lain, publik juga boleh curiga dengan PD. Jangan-jangan ada kepentingan
mereka saja sehingga ngotot Pilkada harus 2022. Mungkin Pak
AHY mau maju di Pilgub DKI. Who knows? Ya, tapi itu juga hak mereka,"
sebutnya.
Baca Juga:
SBY Yakin Jokowi Tak Tahu Ulah Moeldoko di Kasus Demokrat
"Kalau soal keserentakan Pemilu
2024 dengan Pilkada, kenapa nggak dibahas saat pengesahan UU Pilkada tempo hari?"
lanjutnya.
Habiburokhman merasa janggal jika UU
Pemilu yang mengatur Pilkada 2024 belum dilaksanakan tapi sudah direvisi.
"Agak janggal kalau DPR merevisi
aturan yang DPR buat sendiri, sebelum aturan tersebut sempat
dilaksanakan," pungkasnya.
Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat,
Irwan, menanggapi revisi UU Pemilu yang tidak dilanjutkan oleh Komisi II DPR
RI.
"Ini tentu akan menjadi banyak
pertanyaan masyarakat, karena inkonsistensi pemerintah dan
parlemen. Kecurigaan bahwa pemerintah dan parlemen hanya memikirkan kepentingan
kekuasaan semata, sangat susah untuk dibantah,"
kata Irwan.
"Apakah ada faktor baru yang
membuat pemerintah merubah kebijakan politik Pilkada
dengan menundanya ke tahun 2024? Mungkinkah keputusan ini dilatari oleh
kemungkinan Presiden Jokowi mempersiapkan keberangkatan Gibran dari Solo ke
Jakarta? Karena dirasa terlalu cepat jika Gibran berangkat ke Jakarta tahun
2022. Pertanyaan ini muncul di masyarakat banyak, karena
terus terang saja saya sendiri pun sulit untuk menemukan penjelasan lain yang
lebih masuk akal," ujarnya. [dhn]