WahanaNews.co | Anggota TNI AD Kopda Eka Kurniyawan mengungkapkan, pihaknya telah memaafkan tindakan anggota DPRD Tangerang Selatan, Banten, Edy Mamat yang memukulnya saat bertugas sebagai wasit pada pertandingan sepakbola.
Eka adalah seorang anggota TNI dari Yonarhanudri-1/Kostrad yang tercatat punya prestasi sebagai salah satu di antara wasit nasional.
Baca Juga:
Ketua Wasit Madina Mengapresiasi Panitia Turnamen NNB Cup I Kotanopan
"Sejak kecil saya memang suka sekali sepak bola. Di Batalyon saya tergabung dalam tim sepakbola Rajawali dan beberapa kali mengikuti pertandingan antar satuan," kata Eka Kurniyawan menceritakan awal mula dirinya menekuni olahraga sepakbola.
Eka kerap diminta menjadi wasit pertandingan di luar daerah, namun banyak dia tolak karena bertepatan dengan tugas-tugasnya di Batalyon.
"Jadi saya biasanya bertugas sebagai wasit untuk pertandingan di wilayah Jabodetabek dan Banten saja," ujar Eka.
Baca Juga:
Dari Kampung ke Liga Utama: Kiprah Parlindungan Hasibuan Jadi Wasit Nasional
Pemukulan terhadap Eka terjadi dalam sebuah pertandingan pada Jumat (10/6) di wilayah Paku Jaya, Kecamatan Serpong Utara. Pihak kecamatan pun mengonfirmasi korban pemukulan itu adalah seorang anggota TNI.
"Iya dia (wasit) dari TNI aktif. Kebetulan dia mempunyai skill perwasitan," ujar Sekretaris Kecamatan Serpong Utara, Dahlan saat dihubungi, Minggu (12/6).
Sebelumnya, DPC Gerindra Tangerang Selatan telah mengonfirmasi keterlibatan salah satu kadernya Edy Mamat dalam video pemukulan yang viral di media sosial itu.
"Dari video, gambar-gambar, foto yang saya terima, benar yang bersangkutan Bapak Edy Mamat, anggota DPRD Kota Tangerang Selatan dari Fraksi Gerindra," ujar Sekjen DPC Gerindra Tangsel Yudi Budi Wibowo, dikutip dari detikcom, Senin (13/6).
Namun, Yudi mengaku belum mengetahui alasan Edy Mamat memukul wasit saat pertandingan sepakbola itu berlangsung.
Lebih lanjut, Majelis Kehormatan Partai (MKP) Gerindra juga akan memanggil Edy pada Senin (13/6) hari ini untuk dimintai keterangan terkait kejadian ini.
"Mahkamah partai akan mengundang kami (pimpinan DPC dan Edy M) hari Senin," jelas Yudi.
Hal itu pun diperkuat keterangan resmi dari Ketua Majelis Kehormatan Partai Gerindra Habiburokhman pada hari yang sama.
"Inisial oknum tersebut EM dan yang bersangkutan terancam sanksi indisipliner jika terbukti melakukan pemukulan. Kader Gerindra apalagi yang menduduki jabatan publik harus benar-benar menjaga sikap," ujar Habiburokhman.
Sementara itu dari pihak kepolisian mengatakan baik Edy Mamat maupun anggota TNI yang menjadi wasit korban pemukulan itu telah bersepakat untuk berdamai.
"Kedua belah pihak sepakat saling memaafkan atas kejadian tersebut dan tidak akan mempermasalahkan di kemudian hari. Sepakat untuk berdamai dan tidak memperpanjang masalah tersebut," kata Kapolsek Serpong Kompol Evarmon Lubis, Minggu (12/6).
Kesepakatan itu, kata dia, buah pertemuan pada Sabtu malam lalu.
"Pukul 23.30 WIB pertemuan selesai berjalan dengan aman dan kondusif. Praka Eka, wasit pertandingan, anggota TNI dari kesatuan Arhanud Serpong," ucapnya.
Berdasarkan video yang dilihat, awal pemukulan itu adalah setelah wasit mengeluarkan kartu merah saat pertandingan. Edy Mamat yang mengenakan baju nomor punggung 7 kemudian menghampiri dan memukul wasit tersebut. [qnt]