WAHANANEWS.CO, Jakarta - Nasib Kompol Bambang Surya Wiharga, polisi yang diduga memukul sopir taksi online di Jakarta, kini menjadi sorotan publik.
Setelah terlibat dalam insiden pemukulan terhadap sopir taksi online karena keinginannya tidak dipenuhi, Kompol Bambang kini harus berhadapan dengan laporan resmi dari korban.
Baca Juga:
KKB Serang Warga di Papua, Polisi Beri Penjelasan Soal Video Siswa Tiarap
Rizki, sopir taksi online tersebut, telah melaporkan dugaan penganiayaan dengan nomor register LP/B/3995/X/2024/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA pada Sabtu, 2 November 2024.
Kasus ini menarik perhatian hingga ke tingkat pimpinan, dengan seorang perwira polisi bintang dua ikut turun tangan menangani masalah tersebut.
Video yang memperlihatkan kejadian itu pun viral di media sosial, memperkuat sorotan pada sosok Kompol Bambang.
Baca Juga:
Polres Simalungun Gelar Pengamanan Ketat Logistik Pemilu di KPU Simalungun dalam Rangka Operasi Mantap Praja 2024
Pertikaian antara keduanya berawal dari cekcok, yang kemudian berujung pada pemukulan yang diduga dilakukan oleh Kompol Bambang terhadap wajah sang sopir.
Insiden tersebut mendapat perhatian langsung dari Kapolda Maluku, Irjen Pol Eddy Sumitro Tambunan.
Sebab, Kompol Bambang Surya Wiharga merupakan perwira polisi yang bertugas di Polda Maluku.
Kompol Bambang Surya Wiharga menjabat sebagai Kasubdit Gakum Ditlantas Polda Maluku.
Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Aries Aminullah menegaskan pihak Polda Maluku akan proses pelanggaran yang dilakukan Kompol Bambang Surya Wiharga, salah satu perwira Polda Maluku.
Menurutnya, kasus tersebut sudah dilaporkan ke Propam.
“Kapolda akan memproses setiap anggota yang melakukan pelanggaran. Dan terkait kejadian ini sudah disampaikan ke propam untuk menindak lanjuti,” kata Aries, melansir Tribunnews, Senin (4/11/2024).
Rizki Fitrianda, sopir taksi online yang dipukul oleh penumpangnya tersebut membeberkan kronologi hingga mereka terlibat cekcok.
Menurutnya, peristiwa itu bermula saat ia mendapat orderan dari Kawasan Semanggi, Jakarta Selatan.
Saat itu, sang penumpang awalnya minta diantarkan ke Kawasan SCBD dekat Polda Metro Jaya.
"Pelaku minta diantarkan ke Kawasan SCBD," kata dia.
Rupanya, saat perjalanan penumpang yang diketahui merupakan seorang anggota polisi itu minta merubah rute perjalanan.
"Tiba-tiba di tengah jalan mengubah rute tujuan ke Halte Bus Komdak (Polda Metro Jaya)," kata Rizki.
Namun, sang sopir taksi online rupanya tak mau menuruti permintaan penumpangnya.
Menurutnya, hal itu ia tolak lantaran dianggap tak sesuai dengan aplikasi ketika dipesan.
Singkat cerita, keduanya pun terlibat cekcok mulut di dalam mobil.
Sebab, sang penumpang yang saat itu bersama teman wanitanya kekeh minta diturunkan di Halte Bus Komdak sehingga timbul percekcokan.
Rizki menyatakan bahwa saat terjadi cekcok, ia kehilangan fokus dan menabrak mobil Alphard di depannya.
"Saya sampai menabrak mobil Alphard. Saat mencoba menjelaskan, dia malah memukul pipi kanan saya hingga memar, lalu langsung keluar dari mobil," jelas Rizki.
Rizki telah melaporkan BSW atas dugaan penganiayaan berdasarkan Pasal 351 KUHP.
Dalam video yang beredar, terlihat dua penumpang, seorang pria berkacamata dan seorang wanita. Sebelum turun, pria tersebut terdengar menggerutu. Ketika seolah ingin keluar, dia justru memukul sopir taksi online.
"Ini ada rekaman, ada rekaman," ujar sang sopir.
Penumpang itu tampak tidak menyangka bahwa Rizki sudah menyiapkan kamera.
"Rekaman apa?" tanya pria tersebut.
"Saya laporin kamu, laporin kamu nonjok saya," balas Rizki.
Setelah insiden itu, Rizki dan penumpang sempat berdamai. Namun kini, Rizki justru melaporkan penumpang ke polisi. Rizki mengaku sempat merasa tertekan hingga akhirnya menyetujui perdamaian.
"Saya sendirian waktu itu, gak ada pilihan lain, takut juga," ungkap Rizki. Ia menambahkan bahwa kondisi damai terpaksa ia setujui karena dalam keadaan syok dan tertekan.
Dalam proses hukumnya, Rizki didampingi Ketua Umum Garda Militan Nusantara, Tengku Zanzabella, yang bahkan telah memposting foto penumpang yang diduga oknum polisi itu.
"Lebih baik menyerahkan diri ke polisi, meskipun ini oknum polisi," kata Zanzabella di Instagram.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]