WahanaNews.co, Jakarta - Bestari Barus, politikus dari Partai NasDem, menyatakan kebingungannya terkait isu kemungkinan adanya dua poros dalam Pilpres 2024.
Baginya, isu ini tampaknya tidak masuk akal dan dapat dianggap sebagai pengkhianatan terhadap prinsip demokrasi.
Baca Juga:
Tim Anies Bantah Ketegangan PKS-PKB
"Heran tercetusnya 2 poros ini dan perhitungkan hal di luar nalar. Susah juga, NasDem di Koalisi Perubahan hadirkan opsi, tapi beberapa kalangan justru malah mikir (menyingkirkan) Koalisi Perubahan, bahkan di awal waktu (sudah) kalkulasi poros," kata Bestari dalam diskusi Total Politik di Jakarta Selatan, Sabtu (23/9/2023), melansir Kumparan.
"Kalau ada harapan Cak Imin pindah sehingga terjadi dua koalisi, ada pengkhianatan demokrasi. Saya sayangkan kalau para pihak harap kerdilkan demokrasi. Gus Jazil bukan harap jadi dua (poros), tapi lihat ada potensi ini jadi dua. Dia ungkap ada upaya pengkhianatan demokrasi," imbuh dia.
Bestari meyakini, pilpres setidaknya tetap akan diikuti 3 paslon, bahkan meski gugatan terkait usia cawapres dikabulkan di Mahkamah Konstitusi.
Baca Juga:
NasDem Tak Hadir di Istana Merdeka, Jokowi: Memang Tak Diundang
Gugatan MK dinilai sejumlah pihak menjadi alat putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming, bisa ikut pilpres dan maju sebagai pendamping bacapres Prabowo Subianto.
Namun ia menilai, pilpres tetap akan diikuti 3 paslon meski Gibran maju sebagai cawapres Prabowo.
"Bagaimana kalau usia disetujui? Gibran ini akan ke mana? Ini potensi kalau dia ke Ganjar, bagaimana pun Pak Jokowi akan kembali bawa ke PAN, Golkar, ke rumah lama demi dukung Gibran. (Tapi ini) akhirnya tercapailah cita-cita AHY mungkin jadi cawapres Pak Prabowo," ujarnya.