WAHANANEWS.CO, Yogyakarta - Seorang tenaga keamanan (satpam) di salah satu SMA di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, berinisial AP, ditangkap kepolisian karena diduga terlibat dalam jaringan pemasok senjata api untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
AP merupakan salah satu dari tujuh tersangka yang diamankan Satgas Operasi Damai Cartenz dalam operasi pemberantasan jaringan penyelundupan senjata lintas provinsi ke KKB.
Baca Juga:
Sindikat Pemasok Senjata KKB Papua Terbongkar, Berawal dari Hobi Bongkar Senjata Angin
Dirreskrimum Polda DIY, Kombes Pol FX Endriadi, menjelaskan bahwa penangkapan AP bermula dari statusnya sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diterbitkan Polda Papua. Setelah menerima informasi tersebut, Polda DIY langsung bergerak melakukan penyelidikan dan menangkap AP di kediamannya di daerah Minggir, Sleman.
"AP diduga menyimpan dan memiliki senjata api tanpa izin. Berdasarkan informasi yang kami terima, ia dititipi beberapa pucuk senjata oleh salah satu saudaranya," ujar Endriadi, Kamis (13/3/2025).
Saat penggeledahan, polisi menemukan sekitar 200 butir peluru serta beberapa senjata api organik, termasuk dua pucuk M16, satu pucuk SS1, dan satu pucuk Mouser.
Baca Juga:
Upaya Gagalkan Suplai Senpi ke KKB, Empat 4 Polda Berperan Bantu Satgas Damai Cartenz
"Setelah AP kami amankan dan dilakukan interogasi awal, Polda Papua datang untuk menjemputnya. Kasus ini kemudian dirilis secara resmi di Polda Papua," tambahnya.
Jaringan Pemasok Senjata Lintas Provinsi
Sebelumnya, Satgas Operasi Damai Cartenz mengungkap jaringan pemasok senjata api dan amunisi yang beroperasi lintas provinsi untuk KKB Papua.
Kapolda Papua, Irjen Patrige Renwarin, menjelaskan bahwa ketujuh tersangka yang ditangkap dalam operasi ini merupakan hasil pengembangan dari jaringan sebelumnya. Mereka adalah YE, TW, MH, MK, P, ES, dan AP.
Dalam operasi ini, aparat kepolisian bekerja sama dengan Polda Papua Barat, Polda Jawa Timur, dan Polda DIY.
"Operasi ini adalah bagian dari upaya serius memberantas penyelundupan senjata ke Papua. Kami tidak akan memberi ruang bagi pihak-pihak yang berupaya memasok senjata ke kelompok bersenjata," tegas Patrige dalam keterangan tertulis, Selasa (11/3/2025).
Ia merinci peran masing-masing tersangka, di antaranya YE alias JAS sebagai penyedia dana dan koordinator pembelian senjata untuk KKB Puncak Jaya, TW sebagai pembeli dan penyelundup senjata dari Jawa Timur ke Papua, serta ES yang bertugas menyimpan senjata dan amunisi di Manokwari.
Selain itu, MK berperan sebagai operator pembuatan senjata rakitan di Bojonegoro, Jawa Timur, sementara P bertanggung jawab dalam pembuatan popor dan pengujian kelayakan senjata.
17 Senjata Api dan Ribuan Amunisi Disita
Dalam kasus ini, penyidik berhasil menyita 17 senjata api, terdiri dari 6 laras panjang, 6 laras pendek, dan 5 senjata rakitan. Selain itu, ditemukan 3.573 butir amunisi berbagai kaliber.
Tak hanya itu, aparat juga menyita berbagai peralatan perakitan, seperti mesin bubut, gerinda, las listrik, kompresor, serta bahan peledak berupa dua detonator.
"Barang bukti ini ditemukan di berbagai lokasi, termasuk rumah tersangka di Bojonegoro, Sleman, dan Manokwari, serta dalam tabung kompresor yang dimodifikasi untuk mengelabui pemeriksaan di pelabuhan," jelas Patrige.
Selain itu, ditemukan juga uang tunai sebesar Rp369 juta yang diduga berkaitan dengan aktivitas jaringan ini.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]