WahanaNews.co, Sorong - Insiden bentrokan antara anggota brigade mobil atau Brimob Polri dengan anggota polisi militer TNI Angkatan Laut atau Pomal terjadi di pelabuhan Kota Sorong, pada Minggu (13/4/2024) pagi.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Pertama I Made Wira Hady Arsanta membenarkan ihwal terjadinya bentrok polisi vs TNI tersebut. Dia mengatakan, bentrokan terjadi pukul 09.30, tadi pagi.
Baca Juga:
IPMAPAN Sorong Gelar Diskusi Publik tentang Tri Dharma Perguruan Tinggi
Bentrok tersebut terjadi manakala anggota Pomal tengah bertugas mengatur pemudik di pelabuhan Kota Sorong.
"Ada yang dipukul sampai luka parah di kepala. Penyebab awal masih kami cari informasinya," ungkap Made, melansir Tempo, Minggu (14/4/2024).
Akibat bentrokan tersebut, Made melanjutkan, korban luka jatuh dari kedua belah pihak. Anggota Brimob dan kepolisian yang berada di lokasi, turut menjadi korban.
Baca Juga:
Kepala Perwakilan Ombudsman Papua Barat Dilantik, PROJO Papua Barat Daya Siap Mendukung Berkaitan dengan Pelayanan Publik
"Polda dan Lantamal sedang dalami. Kita juga turunkan anggota untuk antisipasi adanya bentrokan lanjutan," ujarnya.
Mengutip Tempo, , bentrokan tersebut dipicu dari terjadinya kesalahpahaman antara anggota Brimob dengan anggota Pomal yang berjaga.
Pada saat itu, seorang anggota Brimob yang tidak mengenakan seragam sedang mengantar anggota keluarganya ke dalam kapal.
Namun, ketika dia meminta izin untuk kembali mengantarkan anggota keluarganya ke dalam kapal, seorang anggota Pomal yang berjaga menegurnya, menyebabkan terjadinya kesalahpahaman.
Anggota Brimob yang mendapat teguran kemudian memukul anggota Pomal yang berjaga, sehingga memicu balasan pukulan dari anggota Pomal tersebut.
Peristiwa pertikaian fisik ini terus berlanjut ketika anggota Brimob menghubungi rekan-rekannya untuk datang ke pelabuhan, yang kemudian memicu terjadinya bentrokan antara kedua institusi tersebut.
Laksamana Pertama I Made Wira Hady Arsanta tidak menampik ihwal informasi kronologis tersebut. Dia mengatakan, bahwa sejumlah anggota Pomal memang ditugaskan untuk mengatur pemudik di pelabuhan Kota Sorong.
"Tetapi, kurang tahu apakah anggota Bribob tersebut tengah mengantar atau pulang. Karena memang ada Brimob juga di sana," kata Made.
Dia menghimbau agar publik tidak berspekulasi terlebih dahulu mengenai peristiwa bentrokan ini. Dia berharap publik menunggu informasi resmi yang akan disampaikan oleh TNI dan Polri ihwal bentrokan di pelabuhan Kota Sorong.
"Rencana akan ada konferensi pers di sana. Kita tunggu informasi clear dulu ya," ucap Made.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Sandi Nugroho dan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Trunoyudo Wisnu Andiko belum menjawab konfirmasi Tempo yang dikirimkan melalui nomor WhatsAppnya.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Barat, Inspektur Jenderal Johnny Eddizon Isir mengatakan, bentrokan antara anggota Brimob dan Pomal di pelabuhan Kota Sorong sudah mereda.
"Situasi sudah terkendali," sebutnya.
Perwira tinggi Polri itu melanjutkan, masing-masing kesatuan dari dua kelompok yang bertikai sudah mengendalikan para anggotanya supaya tidak kembali bentrok.
"Kami lagi duduk ngobrol dengan Komandan Pasukan Marinir sama kawan-kawan TNI, Komandan Korem," ujar dia.
Lima prajurit TNI terluka imbas bentrok antara personel satuan brigade mobil atau Brimob Polri dengan prajurit Marinir Pertahanan dan Pangkalan XIV Sorong.
Peristiwa bentrok antara anggota TNI dan Brimob itu terjadi di ruang tunggu keberangkatan pelabuhan Kota Sorong.
"Lima korban saat ini sudah menerima perawatan medis di rumah sakit," kata Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Mayor Jenderal Nugraha Gumilar.
Nugraha bercerita, bentrokan ini bermula manakala anggota Brimob ditegur oleh prajurit Marinir saat tengah berada di ruang tunggu keberangkatan pelabuhan Pelindo IV, Kota Sorong.
Kendati begitu, dia tidak menjelaskan rinci bagaimana mula dari kesalahpahaman tersebut terjadi. Nugaraha mengatakan, saat ini TNI-Polri tengah melakukan patroli bersama untuk mencegah terjadinya peristiwa bentrokan susulan.
"Masing-masing pimpinan sudah mengendalikan para anak buahnya dan melakukan mediasi antar pimpinan," ucap dia.
Melansir Tempo, bentrokan tersebut dipicu dari terjadinya kesalahpahaman antara anggota Brimob dengan anggota Marinir TNI Angkatan Laut yang berjaga.
Saat itu, anggota Brimob yang tidak menggunakan pakaian dinas tengah mengantarkan anggota keluarganya naik ke dalam kapal.
Namun, saat meminta izin kembali untuk mengantarkan anggota keluarganya ke dalam kapal, anggota Marinir yang berjaga menegur anggota Brimob tersebut hingga terjadi kesalah pahaman.
Anggota Brimob yang ditegur kemudian memukul anggota Marinir yang berjaga, hingga dibalas kembali pukulan oleh anggota Marinir tersebut.
Peristiwa baku pukul tersebut berlanjut manakala anggota Brimob menghubungi rekan seprofesinya untuk datang ke pelabuhan yang memicu bentrokan antar kedua institusi ini.
Laksamana Pertama I Made Wira Hady Arsanta, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, tidak menyangkal informasi mengenai kronologi peristiwa tersebut.
Namun, Made menyatakan bahwa yang terlibat dalam bentrokan adalah anggota Polisi Militer TNI Angkatan Laut atau Pomal.
Dia menjelaskan bahwa sejumlah anggota Pomal memang diberi tugas untuk mengatur pemudik di pelabuhan Kota Sorong.
"Namun, saya tidak yakin apakah anggota Brimob sedang mengantar atau pulang. Karena memang ada anggota Brimob di sana," kata Made.
Dia mengingatkan agar masyarakat tidak membuat spekulasi terlebih dahulu mengenai peristiwa bentrokan ini.
Made berharap agar masyarakat menunggu informasi resmi yang akan disampaikan oleh TNI dan Polri mengenai bentrokan di pelabuhan Kota Sorong.
"Ada rencana untuk mengadakan konferensi pers di sana. Mari kita tunggu informasi yang jelas terlebih dahulu," ujar Made.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]