2) Kurangnya empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan dengan orang lain. Ini adalah dasar dari kebaikan dan kasih sayang. Tetapi beberapa orang tampaknya tidak memiliki sifat penting ini.
Baca Juga:
Kasus Perundungan Mahasiswi PPDS Undip, Penyidik Periksa Ahli Autopsi Psikologis
Izinkan saya berbagi pengalaman pribadi. Saya memiliki seorang teman yang selalu berbicara tentang masalahnya, kesuksesannya, atau kehidupannya. Namun ketika harus mendengarkan orang lain, dia akan segera kehilangan minat atau mengubah topik pembicaraan kembali ke dirinya sendiri. Rasanya seolah-olah dia tidak dapat bersimpati dengan pengalaman atau emosi orang lain.
Para psikolog sering melihat kurangnya empati ini sebagai tanda peringatan. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang mungkin lebih mementingkan perasaan dan pengalamannya sendiri, yang dapat mengarah pada keegoisan dan mengabaikan kesejahteraan orang lain.
Jadi, jika Anda melihat seseorang dalam hidup Anda tampak tidak tertarik atau meremehkan perasaan Anda, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak sebaik yang terlihat.
Baca Juga:
8 Kepribadian Orang yang Memprivate Media Sosial dan Jarang Memposting
3) Hal negatif yang konsisten
Kita semua pasti pernah mengalami hari-hari yang kurang cerah. Namun jika seseorang terus-menerus bersikap negatif, itu mungkin lebih dari sekadar suasana hati yang buruk.
Psikologi menunjukkan bahwa individu yang terus-menerus memikirkan hal-hal negatif, atau yang selalu kritis terhadap orang lain, sering kali dapat menguras emosi. Hal-hal negatif mereka dapat menurunkan suasana hati orang-orang di sekitar mereka dan menciptakan lingkungan yang beracun.