WahanaNews.co, Jakarta - Kita sering kali mempertanyakan tindakan seseorang, apakah mereka benar-benar baik atau hanya berpura-pura.
Psikologi membantu kita memecahkan teka-teki ini. Ilmu ini memberikan kita alat untuk mengenali perilaku dan pola tertentu yang mengindikasikan bahwa seseorang mungkin tidak sebaik kelihatannya.
Baca Juga:
Kasus Perundungan Mahasiswi PPDS Undip, Penyidik Periksa Ahli Autopsi Psikologis
Dikutip dari Hack Spirit, berikut adalah 4 tanda bahwa seseorang mungkin bukan orang yang terbaik:
1) Sering berbohong
Kita semua pernah melakukan kebohongan kecil sesekali. Namun, ketika berbohong menjadi kebiasaan rutin, itu adalah tanda bahaya menurut psikologi.
Baca Juga:
8 Kepribadian Orang yang Memprivate Media Sosial dan Jarang Memposting
Orang yang sering berbohong sering melakukannya untuk keuntungan mereka sendiri - untuk memanipulasi situasi atau orang lain demi keuntungan mereka. Mungkin untuk menyembunyikan kesalahan yang telah mereka lakukan, untuk membuat diri mereka terlihat lebih baik, atau bahkan hanya untuk menciptakan drama.
Psikolog sering melihat kebohongan kronis sebagai tanda masalah kepribadian yang lebih dalam, yang dapat mencakup narsisme dan sosiopati. Ini adalah upaya untuk mengendalikan orang lain dan persepsi mereka tentang realitas.
Jadi, jika Anda melihat seseorang dalam hidup Anda tampaknya lebih sering berbohong daripada tidak, Anda mungkin berurusan dengan seseorang yang tidak sehebat yang mereka inginkan untuk Anda percayai. Ingatlah, ini bukan tentang menangkap seseorang dalam satu kebohongan, tetapi mengenali pola ketidakjujuran yang konsisten.
2) Kurangnya empati
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan dengan orang lain. Ini adalah dasar dari kebaikan dan kasih sayang. Tetapi beberapa orang tampaknya tidak memiliki sifat penting ini.
Izinkan saya berbagi pengalaman pribadi. Saya memiliki seorang teman yang selalu berbicara tentang masalahnya, kesuksesannya, atau kehidupannya. Namun ketika harus mendengarkan orang lain, dia akan segera kehilangan minat atau mengubah topik pembicaraan kembali ke dirinya sendiri. Rasanya seolah-olah dia tidak dapat bersimpati dengan pengalaman atau emosi orang lain.
Para psikolog sering melihat kurangnya empati ini sebagai tanda peringatan. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang mungkin lebih mementingkan perasaan dan pengalamannya sendiri, yang dapat mengarah pada keegoisan dan mengabaikan kesejahteraan orang lain.
Jadi, jika Anda melihat seseorang dalam hidup Anda tampak tidak tertarik atau meremehkan perasaan Anda, itu bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak sebaik yang terlihat.
3) Hal negatif yang konsisten
Kita semua pasti pernah mengalami hari-hari yang kurang cerah. Namun jika seseorang terus-menerus bersikap negatif, itu mungkin lebih dari sekadar suasana hati yang buruk.
Psikologi menunjukkan bahwa individu yang terus-menerus memikirkan hal-hal negatif, atau yang selalu kritis terhadap orang lain, sering kali dapat menguras emosi. Hal-hal negatif mereka dapat menurunkan suasana hati orang-orang di sekitar mereka dan menciptakan lingkungan yang beracun.
Menariknya, sebuah penelitian dari University of Notre Dame menemukan bahwa individu yang sering menggunakan bahasa negatif cenderung memiliki lebih banyak masalah kesehatan daripada mereka yang mempertahankan pandangan positif.
Jadi, jika Anda menemukan seseorang yang selalu membawa hujan ke dalam parade Anda, itu bisa menjadi pertanda bahwa mereka bukanlah orang yang tepat untuk berada di sekeliling Anda.
4) Mereka selalu bermain sebagai korban
Semua orang mengalami kesulitan dan kesusahan dalam hidup, itu adalah bagian dari kehidupan manusia. Namun, beberapa orang tampaknya selalu menggambarkan diri mereka sebagai korban, apa pun situasinya.
Menurut psikologi, individu yang terbiasa menjadi korban melakukannya untuk memanipulasi orang lain dan menghindari tanggung jawab. Dengan menampilkan diri mereka sebagai korban, mereka berhasil mengalihkan perhatian dari tindakan dan perilaku mereka.
[Redaktur: Andri Frestana]