WAHANANEWS.CO, Jakarta - Saat seseorang menyakitimu, mungkin kamu pernah mendengar nasihat, "Maafkan saja, dan lupakan." Namun, pada kenyataannya, melupakan sering kali jauh lebih sulit dibanding memaafkan.
Memaafkan adalah proses yang melibatkan keputusan emosional untuk melepaskan amarah atau dendam terhadap orang lain, sementara melupakan memerlukan proses kognitif yang jauh lebih kompleks.
Baca Juga:
5 Tanda Kamu Memiliki Sifat Pemaaf dalam Dirimu, Yu Simak!
Meskipun kamu sudah memaafkan, kenangan akan luka atau kesalahan sering kali tetap melekat di ingatan.
Bahkan, ada kalanya kenangan tersebut muncul kembali tanpa diundang, mengingatkan kamu pada pengalaman pahit yang ingin kamu tinggalkan.
Kenapa bisa begitu? Apa yang membuat melupakan menjadi tantangan besar bagi banyak orang?
Baca Juga:
6 Cara Sederhana Menjadi Pribadi yang Lebih Baik supaya Diterima Lingkungan
Dalam artikel ini, kita akan membahas lima alasan utama kenapa melupakan sering kali terasa jauh lebih sulit daripada memaafkan.
Penjelasan ini akan membantumu memahami proses yang terjadi dalam pikiran dan emosi, serta memberikan perspektif baru dalam menghadapi pengalaman hidup yang sulit.
1. Otak Dirancang untuk Mengingat, Bukan Melupakan