WAHANANEWS.co, Jakarta - Setiap anak memiliki hak bawaan untuk hidup bahagia dalam keluarga yang mencintai mereka. Namun, kenyataannya, banyak anak yang justru dibesarkan oleh orang tua dengan pola asuh yang merugikan dan kasar, bahkan hingga meracuni psikologis mereka.
Dalam bidang psikologi, orang tua semacam ini sering disebut sebagai ‘orang tua toxic’ atau beracun.
Baca Juga:
Orang Tua Wajib Tahu, Tips Cara Mendidik Anak di Era Digital
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan seperti ini sering mengalami luka batin dan trauma.
Bahkan ketika luka tersebut belum sembuh, orang tua toxic dapat melukai mereka kembali, menghambat pertumbuhan dan pemulihan. Dampaknya bisa berlangsung hingga masa dewasa.
Penyebab perilaku orang tua beracun bervariasi. Salah satunya adalah masalah psikologis, trauma, atau stres yang tidak terkendali pada orang tua. Terkadang, perilaku beracun ini dapat berupa kekerasan fisik atau mental yang dialami anak sejak kecil atau yang dilihatnya dalam lingkungan sekitar.
Baca Juga:
Pj Bupati Tapteng Melayat ke Rumah Duka Orang Tua Kades Unte Mungkur II Kecamatan Kolang
Orang tua beracun cenderung enggan meminta maaf atau menunjukkan kasih sayang kepada anak.
Meskipun kadang-kadang mereka menyembunyikan perilaku ini di balik alasan kasih sayang, pola asuh yang merugikan tentu saja tidak seharusnya dilanjutkan. Anak membutuhkan kasih sayang dan cinta tulus dari kedua orang tuanya.
Jika anak tidak mendapatkan kasih sayang yang memadai, mereka mungkin akan mengulangi pola asuh yang sama ketika mereka dewasa. Ini bisa menjadi lingkaran berbahaya yang berdampak negatif pada kesejahteraan mental anak.
Orangtua toxic adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan orang tua yang memiliki pola asuh yang tidak sehat dan berdampak negatif pada perkembangan anak.
Perilaku orang tua toxic seringkali sulit dikenali, namun penting untuk kita waspadai agar dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita.
Berikut adalah 6 ciri-ciri orangtua toxic yang perlu diwaspadai:
1. Mengontrol Secara Berlebihan
Orangtua toxic cenderung ingin mengontrol setiap aspek kehidupan anak mereka. Mereka mungkin mengatur teman yang boleh diajak bergaul, pakaian yang boleh dipakai, hingga keputusan-keputusan besar dalam hidup anak.
2. Membanding-bandingkan
Membanding-bandingkan anak dengan orang lain adalah ciri khas orang tua toxic. Mereka mungkin membandingkan anak dengan saudara kandung, teman, atau bahkan anak orang lain. Hal ini dapat membuat anak merasa tidak cukup baik dan menurunkan kepercayaan dirinya.
3. Menyalahkan dan Mempermalukan
Orang tua toxic sering menyalahkan dan mempermalukan anak atas kesalahan yang mereka lakukan. Mereka mungkin menggunakan kata-kata yang kasar dan menghina untuk membuat anak merasa bersalah.
4. Tidak Menghargai Batasan
Orang tua toxic seringkali tidak menghormati privasi dan batas-batas pribadi anak. Mereka mungkin mengintip ponsel anak, membaca diary, atau bahkan masuk ke kamar anak tanpa izin.
5. Egois dan Memprioritaskan Diri Sendiri
Orang tua toxic cenderung egois dan memprioritaskan kebutuhan mereka sendiri di atas kebutuhan anak. Mereka mungkin menggunakan anak untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka atau menyalurkan frustasi mereka pada anak.
6. Tidak Konsisten
Orang tua toxic seringkali tidak konsisten dalam memberikan kasih sayang dan perhatian. Mereka mungkin bersikap sangat baik pada satu saat, namun tiba-tiba menjadi sangat marah dan kasar pada saat yang lain.
Dampak Orangtua Toxic
Hidup dengan orang tua toxic dapat memiliki dampak yang sangat buruk bagi perkembangan emosi dan mental anak. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain:
1. Rasa tidak percaya diri
2. Depresi
3. Kecemasan
4. Masalah dalam menjalin hubungan
5. Kesulitan dalam membuat keputusan
Apa yang Harus Dilakukan?
Jika kamu merasa memiliki orang tua yang toxic, penting untuk mencari bantuan. Bicaralah dengan orang yang kamu percaya, seperti teman, guru, atau konselor. Terdapat juga banyak sumber daya online yang dapat membantu kamu mengatasi situasi ini.
Tak sedikit orang yang mengalami hal seperti ini, dan terjebak dalam pola asuh orang tua toxic sejak anak-anak hingga dewasa.
Dengan mencari bantuan dan dukungan, kamu dapat mengatasi dampak negatif dari orang tua toxic dan membangun kehidupan yang lebih baik.
[Elsya TA]