WahanaNews.co | Tak sedikit pasangan yang memutuskan untuk bercerai, meskipun tampaknya kehidupan rumah tangga mereka terlihat bahagia dan stabil dari luar.
Sering kali, masalah yang timbul merupakan akumulasi dari perselisihan di masa lampau yang kemungkinan belum terselesaikan dengan baik.
Baca Juga:
Dalam Jerat Cinta: Digugat Cerai Bawa Amarah dan Luka
Masalah-masalah tersebut juga biasanya sangat privasi dan tergantung bagaimana kedua belah pihak dapat menghadapinya.
Meski begitu, ada juga alasan umum yang menyebabkan pasangan suami istri memutuskan untuk menghakhiri kehidupan pernikahan mereka.
Seorang relationship coach sekaligus pendiri Smart Dating Academy, Bela Gandhi membagikan beberapa alasan utama perceraian yang kerap ditemui dari klien-kliennya, sebagai berikut ini.
Baca Juga:
Istri Menolak Diajak Rujuk, Pria di Mojokerto Sayat Leher Mantan
1. Perselingkuhan
Perselingkungan biasanya menjadi salah satu pendorong utama perceraian. Bukan hanya perselingkuhan fisik saja yang terjadi, tetapi juga perselingkuhan emosional.
"Ada pula perselingkuhan yang tak terhitung jumlahnya, yang saya dengar terjadi karena media sosial," katanya.
Menurut seorang psikoterapis, Esther Perel, perselingkuhan adalah pengkhianatan terbesar yang dapat membuat sebuah pernikahan benar-benar berakhir.
Penghancuran kepercayaan dalam hubungan yang sudah lemah sering kali dapat menjadi simpul kematian bagi hubungan tersebut.
2. Masalah keuangan
Hidup dalam kemiskinan sangat menegangkan dan stres karena keuangan dapat menyebabkan sumber pertengkaran dan berujung pada perceraian.
Perbedaan dalam cara kita membelanjakan barang atau menghemat uang juga bisa menjadi hambatan yang sulit dalam hubungan.
Masalah lain yang berhubungan dengan uang adalah ketika wanita lebih sukses dan memiliki penghasilan yang lebih tinggi dari pasangannya. Bentuk-bentuk modernisasi seperti ini dapat menyebabkan hubungan untuk tergelincir.
3. Kecanduan
Kecanduan sering disebut-sebut sebagai alasan perceraian. Kecanduan berkisar dari alkohol, seks, hingga obat-obatan. Kecanduan membajak otak pasangan dan dapat menjadi prioritas utama seseorang.
Sehingga, kecanduan bisa mendatangkan malapetaka pada seluruh keluarga dengan cara yang benar-benar mengerikan.
Ketika pasangan yang menjadi korban mengatakan "cukup sudah" dan mengumpulkan keberanian untuk pergi, hubungan itu mungkin ditakdirkan untuk bercerai.
4. Situasi luar biasa
Beberapa pernikahan harus kandas akibat adanya situasi yang luar biasa seperti pasangan yang diagnosis kanker atau karena kematian anak-anak.
Situasi ini membuat orang-orang merasa frustasi dan sangat menguji hubungan pernikahan.
Rasa sakit kehilangan atau penyakit menjadi terlalu besar untuk ditanggung, sehingga menyebabkan hubungan dapat menguap.
Kendati demikian, Perel mengungkapkan, bahwa pasangan yang sehat dapat menahan dan bahkan tumbuh dari trauma ini. Ketika mereka benar-benar dapat menghormati kebutuhan dan metode berduka pasangan mereka.
5. Ketidakcocokan
Jika kita sudah tidak selaras pada hal-hal besar dalam kehidupan seperti agama, nilai-nilai inti, di mana kita ingin hidup, atau bagaimana kita ingin hidup, maka gesekan pasti akan terjadi.
Ketidakcocokan tidak mudah ditangani, terutama ada satu pasangan yang telah berubah secara signifikan selama beberapa waktu menjalani rumah tangga bersama.
Kita mungkin memerlukan bantuan untuk menavigasi diskusi ini dengan konselor atau terapis. Atau mintalah nasihat dari seorang teman yang pernah mengalami situasi yang sama.
Perel menekankan, kuncinya adalah mencoba memahami mengapa pasangan tiba-tiba merasa seperti ini dan mendiskusikan masalah dengan kebaikan, bukan kemarahan.
6. Perbedaan yang tidak bisa didamaikan
Sederhananya, ada perbedaan yang sudah tidak bisa diselesaikan dan tidak ada harapan untuk melanjutkan pernikahan.
Perbedaan tersebut sudah membuat pernikahan rusak. Mungkin juga dipicu dengan perkelahian besar, permusuhan, dan kemarahan.
Apabila kita merasa seperti berada di ambang perceraian, tetapi masih berharap untuk tetap melanjutkan pernikahan, carilah konseling individu atau pasangan sesegera mungkin.
Melakukan konsultasi bisa menyelamatkan pernikahan dan bahkan mungkin membawanya ke tingkat yang lebih baik dari sebelumnya. [rna]