WahanaNews.co, Jakarta - Setelah menerbitkan buku pertama dari trilogi Amigdala yakni “Amigdala: Perjalanan Merepresi Memori”, penulis Mega Arnidya alias Mpokgaga kembali melanjutkan kisahnya di buku kedua yang resmi diberi tajuk “Amigdala: Residu Yang Bersemayam”.
Masih berpusat pada tokoh utama yakni Ishtar Mahendra Sumoprawiro, buku kedua bercerita tentang apa yang pernah dialami, seringkali masih menyisakan residu yang belum selesai, menuntut untuk lekas diselesaikan.
Baca Juga:
Swedia Akhiri Era Digital dalam Pendidikan, Buku Cetak Kembali Jadi Andalan
“Banyak dari kita (termasuk saya, tentu saja) masih terus bergumul dengan perasaan bersalah, rasa takut, serta ketidakpercayaan diri dalam membangun sebuah hubungan, baik itu secara internal maupun eksternal. Di buku kedua ini, semesta Amigdala dengan para tokohnya kembali mencoba memberikan apa-apa saja yang sudah dan hendak mereka lakukan agar bisa segera keluar dari kubangan residu yang tidak senantiasa memberikan kelancaran dalam menghadapi serta menjalani hal-hal yang perlu diselesaikan,” ungkap Mpokgaga.
Layaknya semua peristiwa yang dialami manusia pasti meninggalkan jejak atau remah-remah yang menyusup di tiap lekukan labirin otak dan hati.
Mpokgaga mengajak para pembaca memasuki lembaran hidup tokoh Ishtar lebih dalam lewat berbagai perjalanannya melintasi kota hingga negara.
Baca Juga:
Tingkatkan Literasi, Kepenghuluan Bahtera Makmur Ajak Warga ke Perpustakaan
Tokoh-tokoh baru ataupun tokoh yang pernah bersinggungan dengan kehidupan Ishtar akan dipertemukan dan memicu berbagai ingatan, rasa, serta reaksi yang mendalam.
Sama seperti buku sebelumnya, penulis Mpokgaga menggali berbagai referensi baik dari pengalaman pribadi hingga teman terdekat sebagai materi untuk mengembangkan premis di buku kedua ini. Ia pun tidak memungkiri harus kembali menghidupkan kenangan menyakitkan yang membuat hatinya ‘bergetar’ ataupun ‘ngilu’ sebelum memulai menuangkannya lewat paragraf demi paragraf di buku ini.
Ketika selesai, Mpokgaga pun bertekad pula menyelesaikan residu-residu yang tertinggal dalam dirinya demi kebaikan dan masa depan sosok yang juga makan asam garam di dunia advertising & digital marketing tersebut.