WahanaNews.co | Mulai 10 Juli 2022, PT Pertamina (Persero) resmi menaikkan harga 3 varian bahan bakar minyak (BBM) non subsidi, yakni Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Pertamax Turbo naik hingga Rp 2.000-an, semula ada di kisaran angka Rp 14.500-Rp 15.100 per liter menjadi 16.200-16.900 per liter.
Baca Juga:
Hasil Uji Lab Lemigas Tunjukan Kualitas Pertamax Penuhi Spesifikasi Dirjen Migas
Varian BBM ini memiliki nilai RON yang tertinggi, yaitu 98. Selain itu, kandungan sulfurnya tidak lebih dari 50 ppm atau setara dengan Euro IV.
Ada anggapan bahwa mobil yang bisa memakai bahan bakar varian Pertamax Turbo adalah mobil yang dilengkapi mesin turbo. Padahal, bukan diksi persamaan turbo yang dimaksud.
Kebutuhan BBM setiap mobil tergantung pada rasio kompresi mesin masing-masing model.
Baca Juga:
Ini Harga Pertamax Bulan November 2024
"Kalau lihat spesifikasi untuk masing-masing model atau mobil berbeda-beda, contohnya untuk Raize Turbo (punya mesin turbo), hanya diperbolehkan untuk bahan bakar tanpa timbal dengan RON 90 atau lebih tinggi," ucap Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi, Senin (11/7/2022).
Didi menjelaskan, penggunaan bahan bakar disesuaikan kembali dengan spesifikasi dan kebutuhan mobilnya. Jadi, khusus mesin yang memang membutuhkan bahan bakar RON 98, bisa berlaku untuk mobil baik yang turbo maupun non-turbo.
Selain itu, bahan bakar RON 98 ini cocok digunakan untuk mobil yang berkompresi tinggi, yaitu 11:1 sampai 12:1 ke atas.
"Hubungan antara rasio kompresi mesin dengan RON adalah, semakin tinggi rasio kompresi pada mesin, dibutuhkan bensin dengan RON yang tinggi juga. Karena nilai oktan atau RON adalah nilai kekuatan bensin terhadap tekenan sebelum terbakar dengan sendirinya," ucap Didi.
Maka untuk mengetahui varian bahan bakar yang cocok untuk kendaraan, pemilik kendaraan bisa mengecek terlebih dahulu spesifikasi mobil pada buku manual pengguna.
Jika mobil dengan rasio kompresi mesin tinggi diberikan bahan bakar dengan RON yang lebih rendah dari seharusnya, khususnya dalam jangka waktu panjang, akan berefek buruk bagi performa mesin.
Ini berpotensi membuat mesin ngelitik atau terjadi pre-ignition, di mana bensin terbakar sebelum busi menyala. Maka dari itu, pemilik kendaraan sebaiknya menggunakan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan mesin mobilnya.
"Akibatnya, kalau menggunakan RON yang lebih rendah, berpengaruh kepada emisi gas buang, efisiensi dan keawetan mesinnya," ucap Didi. [rin]