Perkiraan
didasarkan pada data pendukung regional yang telah telah diteliti.
"Hunian (goa)
seperti itu ada juga di wilayah lain di Kalimantan seperti Lereng Barat
Pegunungan Meratus, Kalsel. Bagian utara ke arah Sangkulirang, Kaltim, dan
lainnya," kata dia.
Baca Juga:
Artefak Curian Senilai Rp1,3 Triliun Dikembalikan Amerika ke Italia
Dengan
demikian, kata Harry, sejak ribuan tahun silam, wilayah ini sudah dihuni secara
kontemporer dan terjadi interaksi antara satu sama lain, sebagaimana terbukti
dari kesamaan alat.
"Jadi wilayah
ibu kota negara ini punya sejarah panjang. Leluhur kita sudah huni wilayah ini
sejak ribuan tahun lalu," jelasnya.
Harry
menjelaskan, karena alasan itulah penelitian di wilayah ibu kota negara
diadakan.
Baca Juga:
Gedung 700 Meter di IKN Jadi Calon Pencakar Langit Tertinggi se-Asia Tenggara
Tujuannya,
menggali nilai-nilai lokal, budaya, benda sejarah, lingkungan, dan lainnya yang
terkandung dalam peradaban masyarakat lokal agar tidak hilang perubahan seiring
pemindahan ibu kota negara.
Ibu kota
negara, kata dia, bakal membawa perubahan lanskap, lingkungan, budaya,
demografi, dan lainnya.
"Prinsipnya,
ibu kota negara tidak boleh pindah asal tidak menghancurkan, memusnahkan nilai
lokal, budaya, sejarah, sosial, lingkungan, dan lainnya," tegas Harry.