"Bagaimana jika jaringan tetap tidak berfungsi selama berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan?" tambah dia, sebagaimana dihimpun dari LiveScience, Rabu (8/9/2021).
Oleh karena itu, Abdu Jyothi menyarankan agar operator jaringan untuk mulai menganggap serius ancaman cuaca matahari yang ekstrem.
Baca Juga:
IPDN-Kemendagri Serahkan 58 Sertifikat Lulusan Program Studi Pendidikan Profesi Kepamongprajaan Angkatan XI dan XII
Ia juga menyarankan agar manusia mulai mengembangkan tes ketahanan infrastruktur internet yang berfokus pada efek kegagalan jaringan skala besar.
Catatan Sejarah
Baca Juga:
Badai Matahari yang Akan Terjadi Bisa Mengganggu Internet dan Listrik
Menurut penelitian Abdu Jyothi, para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca luar angkasa ekstrem yang berdampak langsung ke Bumi antara 1,6 persen hingga 12 persen per dekade.
Menurut catatan sejarah, ada dua bencana badai matahari ekstrem yang terjadi, yakni pada 1859 dan 1921.
Badai matahari tahun 1859 atau yang disebut juga sebagai Peristiwa Carrington, menciptakan gangguan geomagnetik yang begitu parah di Bumi.