WahanaNews.co | Dalam tragedi Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang merenggut ratusan korban, semua orang pada saat itu berupa untuk bisa menyelamatkan diri.
Belajar dari tragedi horor itu, Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr Vito Damay mengatakan, agar selamat, saat berdesakan sebaiknya tidak mengikuti, ataupun melawan arus. Arus seperti adanya kerusuhan atau suasana tak aman seperti tragedi Itaewon dan Kanjuruhan.
Baca Juga:
Ingat Suporter Mengerang di Kanjuruhan, Panpel Arema FC Menangis
"Orang pasti akan memperhatikan ketika kita melawan arus, dan kita lakukan itu berbahaya, kita nggak tahu orang di belakang kita. Namun kalau melawan arus akan bilang balik arah, namun suara itu mungkin tidak terdengar ke semua tempat, dan akhirnya akan ada gerombolan baru bergerak ke arah sebaliknya," ujar Dr. Vito Anggarino Damay, Sp.JP., M.Kes, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah kepada media, Rabu (2/11/2022).
Sehubungan dengan itu, dr Vito menerangkan adanya tindakan preventif bagi siapapun untuk menyelamatkan diri. Apabila sudah cukup aman, bisa mencari jalan keluar.
Kemudian, tidak disarankan untuk mengikuti arus ramai-ramai yang memicu kekacauan. Sebab melawan arus atau ikut arus, memungkinkan seseorang terinjak-injak.
Baca Juga:
Sidang Kanjuruhan, Ahli: Gas Air Mata Tak Bisa Dideteksi di Jenazah
"Tindakan preventif yang lebih penting adalah kalau sudah melihat orang bergerombol ramai-ramai, kita enggak perlu ikuti. Untuk menyelamatkan diri kita jangan sampai ikut ke arus dan berteduh sebentar, cari tempat yang bisa duduk atau berhenti tunggu situasi aman lalu pergi keluar," jelas dr Vito.
Menurut Pakar Kerumunan Keith, situasi terinjak-injak, memungkinkan seseorang sulit bernapas. Hanya butuh waktu 30 detik, orang tersebut bisa hilang kesadaran dan juga bisa menyebabkan lemas.
Inilah yang umumnya menjadi penyebab kematian, jatuhnya korban jiwa di situasi kerumunan manusia.